Karier Politik Ganjar Pranowo di Ujung Tanduk?
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Jakarta Nyarwi Ahmad mencermati kejadian pada pengarahan Pilpres 2024 yang digelar DPD PDIP Jawa Tengah, Sabtu (22/5).
Acara itu dihadiri Ketua DPP Puan Maharani, sedangkan kader PDIP yang menjadi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tidak diundang.
Nyarwi memandang fenomena itu ditambah berbagai pernyataan Puan dan Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto, memiliki empat makna apabila dikaji dari perspektif marketing politik.
Pertama, kata dia, dinamika di internal PDIP terkait dengan bursa capres dan cawapres 2024 mendatang tampaknya kian memanas.
Menurutnya, DPP PDIP tampak makin terbuka mengingatkan kadernya, khususnya yang menjadi publik figur populer dan memiliki potensi elektabilitas tinggi agar tidak ‘offside’.
"Kritik yang disampaikan oleh Bambang Wuryanto ke Ganjar Pranowo mengindikasikan hal tersebut," kata Nyarwi dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/5) malam.
Kedua, dalam Pilpres 2024 mendatang PDIP tampaknya memiliki orientasi yang berbeda dengan parpol lainnya.
Selain itu, berbeda pula dengan yang pernah dilakukan dalam Pilpres 2014 dan 2019 lalu, dengan mencalonkan sosok yang lebih populer dan memiliki elektabilitas tinggi seperti Jokowi.
Nyarwi Ahmad mencermati kejadian pada pengarahan Pilpres 2024 yang digelar DPD PDIP Jateng, Sabtu (22/5) yang dihadiri Ketua DPP PDIP Puan Maharani, dan tidak diundangnya Ganjar Pranowo.
- Gerindra Bantah Menyerang PDIP Soal Kenaikan PPN jadi 12 Persen
- Jubir PSI: PDIP Pengusul PPN 12%, Sekarang Mau Jadi Pahlawan Kesiangan
- PPN 12 Persen, Arus Bawah Prabowo Punya Pandangan Seperti Ini
- Ingatkan PDIP Konsisten soal PPN, Misbakhun: Berpolitiklah secara Elegan
- Bukan Menyalahkan Prabowo soal PPN 12 Persen, Deddy Singgung Rezim Jokowi
- PKB Sentil PDIP soal PPN 12 Persen