Karma Politik Golkar yang Faksional

Karma Politik Golkar yang Faksional
Karma Politik Golkar yang Faksional
Perbedaan kubu Aburizal dan Surya juga mengulangi perbedaan kubu Akbar dan lawan-lawannya pada Munaslub Denpasar. Jika Akbar bertahan dengan gagasannya tentang Koalisi Kebangsaan (bersama PDIP) hendak beroposisi dengan pemerintahan SBY-JK, lawan-lawannya malah merapat ke tubuh kekuasaan.

***

Dari beberapa peristiwa monumental itu, yakni Munaslub 1998, Munaslub Denpasar 2004 dan Munas Pekanbaru 2009, rasanya klop-lah untuk mengatakan "karma politik" Golkar yang faksional tersebut.

Jika ditilik-tilik kultur faksional yang tak lagi guyup tersebut, bermula dari konflik elit Golkar yang berniat menjadi ketua umum. Sekaligus juga perbedaan dalam cara memandang masa depan Golkar.

Jika satu pihak ingin merapat ke tubuh kekuasaan, lainnya berseberangan pula. Konflik elit ini yang kemudian disosialisasikan ke DPD I dan II, dengan cara-cara yang unik. Hatta beredar kabar adanya "money politics", meski sulit membuktikannya.

SATU "penyakit" partai politik di Indonesia adalah berkecamuknya faksional. Sikap kultural bangsa Indonesia, yang katanya penuh ramah-tamah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News