Karma Royce
Oleh: Dahlan Iskan
Namun, ia sudah sampaikan ke mamanya. Juga papanya. Bahwa moral lebih penting daripada modal. "Kalau mau kehidupan maka moral yang harus ditingkatkan, bukan modal," katanya berfilsafat.
"Sekarang tinggal mama memilih modal (papa) atau memilih moral (keturunan)," ujar Royce.
Kalau untuk mencapai modal dengan mengorbankan moral, katanya, itu yang akan mengakibatkan hilangnya kehidupan.
Bayinya yang mati dalam kandungan, kata Royce, adalah contoh akibat memilih modal daripada moral. Dan contoh itu ia alamatkan kepada papanya. Bukan pada dirinya sendiri.
"Hobi papa itu adu ayam (olah raga berdarah), ngambil haknya orang (bisnis berdarah). Ternyata itu bisa nyambung secara hukum karma ke anak cucu," kata Royce.
"Dulu Royce beranggapan karma itu ditanggung sendiri. Ternyata salah perhitungan. Bisa tembus ke anak cucu," tambahnya.
Kembali lagi Royce tidak menganggap karma itu berhubungan dengan dirinya sendiri.
Malam ketika dokter menyatakan bayi di dalam kandungan meninggal, Royce menelepon mama dan papanya. Ketika bayi dikuburkan, mama Royce dan papanya juga ikut ke pemakaman.