Karmuji, Pawang Pencari Buaya Pemakan Orang

Karmuji, Pawang Pencari Buaya Pemakan Orang
Karmuji (kiri), Pak Taju (Tengah) dan Pak Akas (Kanan). Foto: Deden Saputra/JPNN

Saat itu buaya belum mau melepaskan Wacaling. Karmuji baru kembali ke sungai tempat buaya bersarang tersebut sekitar pukul 16.00 WITA guna melanjutkan ritualnya.

"Saya datang membawa seekor kambing. Buaya-buaya di sungai itu juga mulai datang merapat ke saya di pinggir sungai,” kata Karmuji.

Akan tetapi, tanda-tanda mayat Wacaling muncul belum kelihatan. Oleh karena itu, Karmuji meminta tim pencari menyisir bibir sungai.

Tak lama memudian ada warga yang mengaku melihat mayat di pepohonan kecil di sekitar sungai. “Jadi, tim pencari langsung ke sana dan ternyata benar, itu mayatnya Wacaling," beber Karmuji.

Setelah mayat Wacaling ditemukan, tim pencari meminta Karmuji segera melepas kambing yang akan menjadi santapan buaya. Walakin, dia tak langsung menuruti permintaan itu.

Karmuji punya alasan soal itu. Menurut dia, banyak yang menganggap buaya itu sekadar hewan.

Anggapan itu tak berlaku bagi Karmuji. Dia beralasan buaya-buaya itu seperti manusia yang ingin memperoleh sajian layak.

“Kasihan kambingnya kalau masih hidup, pasti tersiksa karena menjadi santapan buaya. Kemungkinan buaya-buaya itu juga tidak mau makan,” kata Karmuji.

Karmuji pun mencoba berbicara dengan buaya pemangsa warga itu. Dia meminta reptilia ganas itu melepaskan mayat Wancaling.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News