Karmuji, Pawang Pencari Buaya Pemakan Orang
Saat itu buaya belum mau melepaskan Wacaling. Karmuji baru kembali ke sungai tempat buaya bersarang tersebut sekitar pukul 16.00 WITA guna melanjutkan ritualnya.
"Saya datang membawa seekor kambing. Buaya-buaya di sungai itu juga mulai datang merapat ke saya di pinggir sungai,” kata Karmuji.
Akan tetapi, tanda-tanda mayat Wacaling muncul belum kelihatan. Oleh karena itu, Karmuji meminta tim pencari menyisir bibir sungai.
Tak lama memudian ada warga yang mengaku melihat mayat di pepohonan kecil di sekitar sungai. “Jadi, tim pencari langsung ke sana dan ternyata benar, itu mayatnya Wacaling," beber Karmuji.
Setelah mayat Wacaling ditemukan, tim pencari meminta Karmuji segera melepas kambing yang akan menjadi santapan buaya. Walakin, dia tak langsung menuruti permintaan itu.
Karmuji punya alasan soal itu. Menurut dia, banyak yang menganggap buaya itu sekadar hewan.
Anggapan itu tak berlaku bagi Karmuji. Dia beralasan buaya-buaya itu seperti manusia yang ingin memperoleh sajian layak.
“Kasihan kambingnya kalau masih hidup, pasti tersiksa karena menjadi santapan buaya. Kemungkinan buaya-buaya itu juga tidak mau makan,” kata Karmuji.
Karmuji pun mencoba berbicara dengan buaya pemangsa warga itu. Dia meminta reptilia ganas itu melepaskan mayat Wancaling.
- Pesta Rakyat ASR-Hugua Kolaka Berlangsung Meriah: Ajak Masyarakat Wujudkan Perubahan Sultra
- 2 Program Ini Dianggap Strategi Jitu ASR-Hugua untuk Pemerataan Ekonomi di Sultra
- Kampanye Paslon di Kolaka Timur, Gerindra dan PAN Ungkap Kesolidan Tim Menangkan ASR-Hagua
- LSI Denny JA: Elektabilitas ASR-Hagua Tertinggi di Sultra
- Jawab Aspirasi Masyarakat, Ini 8 Program Unggulan ASR-Hugua untuk Wujudkan Sultra Maju
- Pendaftaran PPPK 2024: Pemkab Mubar Siapkan 1.440 Formasi, Prioritaskan yang Sudah Lama Mengabdi