Karmuji, Pawang Pencari Buaya Pemakan Orang
Akhirnya, Karmuji baru membawa kambing untuk santapan buaya itu keesokan harinya sekitar pukul 08.00 WITA. Namun, dia tak bisa langsung menyembelih buaya itu karena ada pejabat yang datang melayat ke rumah Wacaling.
Karmuji pun baru bisa menyembelih kambing itu pada pukul 10.00 WITA. "Saat saya memotong kambing di pinggiran sungai itu, sekitar enam ekor buaya mulai datang,” tuturnya.
Selain itu, Karmuji juga memperoleh pertanda lain. Pria berusia 61 tahun itu melihat darah dari leher kambing tidak mengalir ke sungai.
“Langsung disedot ke dalam air, itu artinya (kambing) yang saya berikan itu diterima sama mereka," ucapnya.
Sebagai pawang buaya, Karmuji sudah berkali-kali berurusan dengan binatang melata berdarah dingin itu. Namun, dia tidak bersedia menjelaskan di mana dia belajar dan siapa guru yang mengajarinya ilmu spirutual.
Karmuji beralasan hal itu tidak boleh diceritakan kepada siapa pun. Namun, ada sejarah yang melatarinya menjadi pawang buaya.
Pria yang dianggap 'orang pintar' itu merasakan punya kelebihan sejak usianya masih 16 tahun. Saat masih muda, Karmuji sudah biasa dimintai tolong untuk menyembuhkan orang sakit.
“Orang datang mengeluh sakit dan alhamdulillah dengan izin Allah, lewat doa saya, bisa disembuhkan," kata Karmuji.
Karmuji pun mencoba berbicara dengan buaya pemangsa warga itu. Dia meminta reptilia ganas itu melepaskan mayat Wancaling.
- Pesta Rakyat ASR-Hugua Kolaka Berlangsung Meriah: Ajak Masyarakat Wujudkan Perubahan Sultra
- 2 Program Ini Dianggap Strategi Jitu ASR-Hugua untuk Pemerataan Ekonomi di Sultra
- Kampanye Paslon di Kolaka Timur, Gerindra dan PAN Ungkap Kesolidan Tim Menangkan ASR-Hagua
- LSI Denny JA: Elektabilitas ASR-Hagua Tertinggi di Sultra
- Jawab Aspirasi Masyarakat, Ini 8 Program Unggulan ASR-Hugua untuk Wujudkan Sultra Maju
- Pendaftaran PPPK 2024: Pemkab Mubar Siapkan 1.440 Formasi, Prioritaskan yang Sudah Lama Mengabdi