Karpet Tak Oneng Hujan Tak Henti

Karpet Tak Oneng Hujan Tak Henti
Karpet Tak Oneng Hujan Tak Henti

Lalu seorang ibu memberanikan diri untuk menjelaskan kepada saya. "Di sini geomembran itu disebut karpet, Pak Menteri," katanya.

Semua yang hadir pun kembali tertawa riuh. Ternyata Pak Tholib sudah "oneng" geomembran. Bahkan, Pak Tholib dan semua yang hadir di situ sudah yakin seyakin-yakinnya bahwa geomembran, eh, karpet itu akan membuat produksi meningkat, biaya produksi turun, dan menghasilkan garam dengan kualitas yang lebih baik.

   

Total pinjaman tanpa bunga yang dipergunakan untuk membeli karpet bagi 1.000 petani garam termiskin di Madura itu mencapai Rp 32 miliar. Dananya dari berbagai perusahaan BUMN yang kuat. Mereka akan mengembalikannya selama lima tahun.

Secara bisnis, petani sebenarnya sudah bisa melunasinya selama dua tahun. Selisih jumlah produksinya begitu besar sehingga hitungannya sangat jelas. Namun, pengembalian selama lima tahun akan lebih meringankan mereka. PT Garam akan mengoordinasikan pengembalian itu dan kelak dipergunakan untuk melakukan membranisasi, eh, karpetisasi, di tambak-tambak garam milik petani lainnya.

HUJAN masih terus turun hingga hari ini. Padahal, ini sudah Juli. Padahal, ini sudah tanggal 22. Sudah hampir Agustus. Ada yang senang dengan anomali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News