Kartolo

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kartolo
Cak Kartolo sedang berada di rumahnya. Foto: ANTARA/Hanif Nashrullah

Pada suatu malam, Kartolo dan kawan-kawannya mengadakan pesta makan-makan dengan menyembelih ayam dan memasaknya beramai-ramai.

Kartolo kemudian membangunkan Basman dan mengundangnya ikut makan-makan. Basman pun ikut ‘’lekoh’’ menikmati ayam goreng dan sambal. Pesta ayam goreng selesai. Semua senang dan kenyang.

Namun, Basman kaget ketika keesokan harinya mendapati ayam piaraannya hilang dua ekor. Dia curiga Kartolo yang mencurinya.

Basman pun melabrak Kartolo yang masih tidur. Kartolo tertawa-tawa dan mengakui bahwa dia yang mencuri ayam. Basman marah-marah. Namun, Kartolo mengingatkan bahwa Basman ikut memakan ayam curian itu.

Konflik yang panas berakhir dengan ‘’ngglethek’’. Basman tidak jadi marah, malah sadar bahwa sebagai orang kaya di desa dia jarang berbagi selama ini. Ilmu ngglethek Kartolo bisa menyadarkan Basman melalui tawa dan canda.

Episode itu diberi judul ‘’Tumpeng Maut’’ yang menjadi salah satu episode ludruk Kartolo yang paling terkenal. Romo Sindhu mengupas episode itu, mendalami plotnya, dan mendapati unsur ‘’ilmu ngglethek’’ di dalamnya.

Di mata Romo Sindhu, Kartolo adalah maestro ilmu ngglethek. Kartolo menguasai ilmu itu sampai ‘’ngelontok’’ dan mempraktikkannya dalam hidup sehari-hari. Karena kepiawaiannya itu Kartolo mendapat gelar ‘’Prabu Minohek’’.

Proses hidup manusia sering diwarnai dengan serba kebetulan, aksidental, dan tidak selalu bisa direncanakan dengan akal sehat.

Komedian ludruk paling terkenal di Jawa Timur itu ikut anrean BLT di kantor pos, juga mau menjual rumah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News