Kartu Kuning untuk Presiden Tak Perlu Direspons Berlebihan
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Mersistek-Dikti) Mohamad Nasir menilai aksi Ketua BEM UI Zaaidt Taqwa meniup peluit dan memberikan kartu kuning kepada Presiden Joko Widodo sebagai hal biasa.
"Saya malah enggak lihat apa-apa. Tapi bagi saya itu hal yang biasa ya. Biasa saja artinya sesuatu yang tidak perlu direspons berlebihan," ucap Nasir di kompleks Istana Negara, Jakarta pada Senin (5/2).
Hanya saja secara pribadi, mantan rektor Universitas Diponegoro Semarang, ini menilai bahwa Zaadit seharusnya tidak perlu melakukan aksi simbolik.
Sebab, dia bisa menyampaikan langsung aspirasinya kepada Presiden.
"Nah, langsung saja, kan (presiden) sudah ada di depan mata. Kalau bertemu lebih enak. Apa sih yang dimaksud dia," ucap Nasir.
Terkait aturan Kemenristek Dikti yang termasuk diprotes Zaadit, Nasir justru bertanya balik aturan mana yang dianggap tidak demokratis dan memberangus kebebasan berorganisasi.
"Enggak pernah loh saya mengeluarkan peraturan itu. Setelah saya cek, enggak ada. Ada isu yang disebarkan menteri mau ngatur. Yang ngatur siapa? Gitu loh," tegas Nasir.(fat/jpnn)
Menristekdikti Mohamad Nasir menyatakan aksi mahasiswa BEM UI yang memberi kartu kuning pada Jokowi tidak perlu direspons berlebihan.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Prodewa dan BEM UI Ajak Masyarakat Tolak RUU Polri, Ini Alasannya
- AVGI Dukung Keberlanjutan Industri Esports Melalui UI Battleground 2023
- Waketum Partai Garuda Sebut Label Aktivis Tidak Serta Merta Bebas dari Hukum
- Dinonaktifkan dari Ketua BEM UI Gegara Dugaan Kekerasan Seksual, Melki Sedek Berkata Begini
- Ketua BEM UI Ungkap Peretasan hingga Intimidasi Menjelang Pemilu, Ibunya juga Didatangi Orang Berseragam
- Akunnya di WhatsApp Diretas, Ketua BEM UI Pastikan Tak Berhenti Bersuara