Kartu Prakerja Harus Lanjut, Jangan Dianggap Bansos
jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Centre of Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damur menilai Kartu Prakerja masih sangat layak dilanjutkan, karena kemampuan angkatan kerja Indonesia yang masih rendah.
"Baik dari sisi softskill, maupun technical skill, itu masih perlu banyak diperbaiki," ujar Yose, Jumat (16/4).
Yose menjelaskan, sebenarnya yang harus diperbaiki adalah pendidikan, namun butuh waktu yang lebih lama. Karena itu salah satu cara yang lebih cepat adalah lewat pelatihan-pelatihan.
Mengenai adanya pendapat yang mengatakan bahwa program Pra Kerja lebih baik dihentikan karena efeknya kecil terhadap peningkatan ekonomi.
Yose Rizal secara tegas menyatakan tidak setuju.
“Kenapa harus dihentikan? Orang sudah ramai berbicara tentang new job, future of jobs yang membutuhkan skill set baru, kemudian pemerintah saat ini sudah punya programnya, kok malah dihentikan? Memangnya kita mau terus-terusan ada di tahun 70-an?,” tegas Yose.
Yose menjelaskan Program Kartu Prakerja sendiri tidak bisa disamakan dengan bantuan sosial (bansos). Menjadi ada unsur bansosnya lebih karena kondisi tertentu (pandemi).
Program tersebut merupakan salah satu cara peningkatan kompetensi bagi angkatan kerja.
Program Kartu Prakerja bisa membantu pemerintah untuk memperbaiki keterampilan angkatan kerja dari sisi supply.
- Menko Airlangga Sebut Kartu Prakerja Menjawab Kebutuhan Pembelajaran Seumur Hidup
- Ini 5 Rekomendasi Kelas Online yang Wajib Dicoba di Rumah Siap Kerja
- Gandeng IME, Pintar Sasar Peserta Prakerja Tingkatkan Kemampuan Berbahasa Mandarin
- Karier.mu Sediakan Pelatihan Prakerja Sesuai Kebutuhan Angkatan Kerja
- Program Prakerja Resmi Dilanjutkan di 2024, Targetkan 1,148 Juta Peserta
- Program Kartu Prakerja Berlanjut, Menko Airlangga Ingin Buka Akses Pelatihan di Luar Negeri