Karutan Brimob Kelapa Dua Iwan Siswanto di Mata Tetangga
Sumbang Karang Taruna Rp 10 Juta Per Tahun
Sabtu, 20 November 2010 – 08:35 WIB

PENGGEMAR PERKUTUT: Rumah Kompol Iwan Siswanto di kompleks rumah dinas Sekolah Lanjutan Perwira (Selapa) di kawasan Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kemarin (19/11). Foto: AGUNG PUTU ISKANDAR/JAWA POS
Sejak disebut menerima duit suap dari makelar pajak Gayus Halomoan Tambunan, keluarga Iwan terkesan menutup diri. Kebanyakan tetangga di perumahan polisi jika ditanya ihwal keberadaan keluarga Iwan juga kompak menjawab: tidak ada orang di rumah.
Rumah bos sipir penjara yang ditempati orang-orang top (termasuk mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji dan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aulia Pohan) itu tergolong sederhana. Lebar sekitar delapan meter, panjang 18 meter, ukuran standar rumah dinas di sana. Pagar setinggi sekitar dua meter mengelingi rumah tanpa halaman bertaman itu. Selain itu, rumah terletak di gang sempit yang hanya bisa dilalui satu mobil.
Di teras rumah mantan anggota Subden Investigasi Detasemen Khusus (Densus) 88 tersebut dipasang sejumlah hiasan dinding. Di dinding timur dipasang lukisan Pangeran Diponegoro. Pada sisi barat ada gambar sembilan tokoh penyebar agama Islam di Jawa (wali sanga) serta makam Rasulullah di Madinah.
Di bawah kanopi rumah yang berbentuk joglo itu, empat sangkar dengan burung perkutut di dalamnya digantung. Semua wadah pakan dan minum burung mungil itu masih terisi penuh. "Yang merawat burung Mas Arli," kata salah seorang pembantu di rumah Iwan kepada Jawa Pos. "Dia yang memberi pakan burung setiap pagi, tapi terus pergi. Sekarang tidak ada siapa pun di rumah," imbuhnya, lantas menutup pintu pagar.
Setelah diterpa kasus suap pelesiran Gayus Tambunan Rp 368 juta, rumah keluarga Kepala Rutan Brimob Kelapa Dua Kompol Iwan Siswanto menjadi suwung
BERITA TERKAIT
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif