Karya Pemikiran Denny JA soal Politik, Agama dan Sastra Menuai Pujian
"Data menujukkan semakin miskin sebuah negara semakin agama dianggap penting. Semakin kaya sebuah negara semakin agama tak lagi menjadi rujukan kebijakan publik," jelasnya.
Menurut Denny, kita bisa memperlakukan 4.200 agama yang kini hadir di dunia sebagai warisan kultural milik kita bersama.
Sedangkan di bidang sastra, Denny juga merujuk hasil riset yang menyebut mereka yang banyak membaca sastra, atau film dengan nuansa sastrawi akan lebih kuat solidaritas dan sensitivitas sosialnya.
Denny melihat data buku sastra, terutama buku puisi semakin tidak dibaca. Penyebabnya bukan karena publik meninggalkan puisi, tapi puisi yang meninggalkan publik.
Karena itulah, Denny bersama komunitasnya mengembangkan genre baru yakni puisi esai. Genre ini hadir dengan membawa semangat agar puisi kembali ke tengah gelanggang.
"Puisi esai merekam peristiwa sosial yang difiksikan. Kini komunitas puisi esai sudah meluas ke wilayah ASEAN," sebut Denny.(chi/jpnn)
Lebih dari 100 intelektual yang merespon pemikiran Denny JA di bidang politik, agama dan sastra diterbitkan kembali.
Redaktur & Reporter : Yessy Artada
- Survei LSI: Tri-Haris Unggul dengan Basis Pemilih Militan Kuat di Kota Bekasi
- Tim Relawan Dozer Sebut Sulsel Butuh Pemimpin Berpengalaman
- Aktivis Ini Minta Agar Anak-Anak & Perempuan Tidak Dilibatkan dalam Situasi Politik
- Elektabilitas Toni Uloli-Marten Taha Makin Moncer di Pilgub Gorontalo versi TBRC
- Pilkada Kabupaten Bandung: Elektabilitas Dadang–Ali Unggul Jauh dari Sahrul-Gun Gun
- Isrullah-Usman Merangkul Semua Golongan, Layak Dijadikan Contoh Dalam Berpolitik