Karya Seni Aborigin Dipalsukan di Indonesia, Pengadilan Australia Bertindak
Gabrielle Sullivan dari Indigenous Art Code menyebut keputusan pengadilan ini sebagai pencegahan, namun bukan berarti seniman Aborigin akan mendapat perlindungan yang lebih baik.
"Bukannya mau mengecilkan, tapi saya tidak yakin keputusan ini akan mengatasi masalah nyata, yaitu belum adanya perlindungan budaya adat dan kekayaan intelektual," katanya.
Dia mengatakan keputusan ini sebagai kemenangan bagi konsumen.
"Ini menyangkut Birubi yang menyesatkan dan menipu dalam kemasan, pelabelan serta penyajian produk mereka. Bukan tentang karya seni palsu atau lisensi yang tidak adil," kata Sullivan.
"Kami menginginkan amandemen UU Konsumen Australia sehingga ada larangan menjual karya seni palsu atau memproduksi produk dengan lisensi yang tidak adil," ujarnya.
Hakim Perry mengatakan perilaku Birubi terbukti menimbulkan kerusakan sosial, ekonomi, dan budaya yang besar bagi komunitas dan seniman Aborigin.
Dia mengatakan meskipun perusahaan ini tampaknya tak akan mampu membayar denda sebesar itu, namun efek jeranya yang diharapkan.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata