Karya Seni Rupa 20 Seniman Indonesia Pertama Kali Ditampilkan Bersama di Canberra
Pameran ini secara resmi diluncurkan secara bersama oleh Dubes RI untuk Australia, Kristiarto Legowo, Dubes Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan, dan Nick Mitzevich, Direktur NGA.
Pameran ini menampilkan para seniman Indonesia yang berkarya sejak jatuhnya Presiden Soeharto di tahun 1998, masa yang kemudian dikenal di Indonesia dengan sebutan jaman Reformasi.
Oleh karena itu, menurut Kurator Senior Bidang Seni Asia di NGA, Carol Cains, para seniman Indonesia dalam karyanya berusaha menjelajahi dan mengkaji kembali sejarah, isu politik dan perkembangan sosial di Indonesia.
"Masing-masing seniman terinspirasi oleh pengalaman pribadi dan karya mereka menghubungkan masa lalu dan mas sekarang yang terjadi di Indonesia." kata Cains.
Salah seorang seniman tersebut adalah FX Harsono, yang menampilkan karyanya berjudul Gazing on Collective Memory, yang sudah dibeli oleh NGA.
Seni yang digeluti oleh FX Harsono adalah mengenai identitasnya sebagai warga keturunan Tionghoa di Indonesia dalam masalah keadilan dan ketidakadilan yang dialami dan dilihatnya.
Photo: Gazing on collective memory 2016 karya FX Harsono. (Foto: FX Harsono)
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat