Karyawan Merpati Desak Perbaikan Manajemen
Senin, 21 Februari 2011 – 04:14 WIB
Indikasinya, Merpati acap kali tidak bisa mendapat jatah avtur atau bahan bakar pesawat dari Pertamina sehingga, banyak pesawat yang tidak operasional. Penyebabnya, maskapai plat merah itu tidak bisa membayar tagihan. Contohnya, akhir pekan lalu, Merpati kembali mendapat ancaman dari Pertamina karena sudah menumpuk hutang Rp 14 miliar.
Baca Juga:
Beruntung, sebelum deadline sudah dibayar separuh atau Rp 7 miliar. Pertamina kembali memberikan jatah avtur. Untuk kebutuhan bahan bakar. "Setiap harinya Merpati harus mengeluarkan dana avtur sekitar Rp 4 hingga 5 miliar, guna 87 frekuensi penerbangan," ungkapnya.
Kondisi keuangan yang buruk itu dapat dari sering mendapat ancaman PT Angkasapura I bahwa pasokan listrik di fasilitas MNA di bandara Juanda terancam distop. Pasalnya, BUMN tersebut belum melunasi tagihan rekening listrik tersebut. "Jika, ini tidak ada segera perbaikan 1.300 karyawan Merpati yang paling cepat dampaknya. Kami terancam tidak mendapat gaji. Sejak, dua tahun ini saja gaji sering dibayar mencicil," tandasnya.
Menurut Indra, kinerja perseroan buruk salah satu penyebabnya direksi tidak menjalankan bisnis plan. Misalkan, menitik beratkan usaha menggunakan pesawat propeler atau baling-baling. "Ternyata kini tidak terlalu difokuskan lagi. Maskapai lain yang melakukannya," pungkasnya.(dio)
SURABAYA - Kinerja PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) belum menunjukkan perbaikan. Setelah sempat mendapat laba pada 2009, maskapai itu kembali
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi