Karyawan Tidak Suka Waktu Kerja Fleksibel Dipaksakan
"Satu-satunya orang yang benar-benar senang dengan pengaturan ini adalah mereka yang tidak keberatan bahwa sistem itu menjadi sesuatu yang diwajibkan," kata Edward Hyatt.
Sedangkan sisanya, "sistem ini tidak benar-benar cocok bagi mereka".
Penghematan cuma sedikit
Perusahaan di pusat penelitian ini membuat perubahan pada jam kerja sehingga mereka bisa menutup beberapa bangunannya pada hari Jumat.
"Apa yang mereka coba lakukan adalah menghemat uang, terutama untuk keperluan utilitas," kata Edward Hyatt.
"Kami mendapati bahwa mereka memang berhasil menghemat uang tapi sangat kecil dibandingkan dengan apa yang mereka harapkan."
Analisis dari data cuti sakit karyawan di perusahaan itu menunjukan bahwa karyawan yang bekerja dibawah mekanisme CWW lebih cenderung mengalami kelelahan.
Selain itu, perpaduan antara karyawan yang bekerja dengan perbedaan waktu kerja menimbulkan tantangan jika berkaitan dengan hal-hal seperti penjadwalan rapat.
"Beberapa orang bekerja hanya delapan jam sehari dan yang lainnya bekerja 10 jam sehari dan bebas tugas pada hari Jumat," kata Hyatt.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat