Kasak-kusuk Rp 300 Juta untuk Keluarga Korban
jpnn.com - SURABAYA - Di sela-sela menunggu ketidakpastian, keluarga korban Air Asia QZ 8501 mendapat tawaran kompensasi. Namun penawaran tersebut dilakukan secara tersembunyi.
Informasi dari keluarga korban, pihak AirAsia melakukan pendekatan kepada keluarga untuk menandatangani draf tersebut.
Data yang terhimpun di lapangan, draf itu ada empat lembar. Tiga lembar menjelaskan masalah pentingnya asuransi dengan bahasa Indonesia dan Inggris. Sedangkan lembar terakhir berisi berita kompensasi dari maskapai AirAsia senilai Rp 300 juta.
Dalam tawaran itu ada delapan poin. Di antaranya menyatakan seluruh nama keluarga kandung atau sanak saudara seluruh keluarga korban. Lalu KTP semua ahli waris, akta kelahiran, dan beberapa dokumen lainnya. Semuanya harus berlegalisir. Kompensasi itu untuk meringankan beban keuangan keluarga.
Di bagian bawah berkas tersebut tertulis nama Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko. Namun tidak ada tanda tangan atau stempel dalam berkas tersebut.
Salah seorang anggota keluarga korban membenarkan tawaran tersebut. Pria yang tujuh keluarganya menjadi korban nahas itu tidak menghiraukan tawaran yang diberikan pihak maskapai. Mereka lebih menunggu kepastian jenazah yang sedang dicari. "Masalah lainnya, kami pikirkan nanti," ujarnya.
Dia menyatakan, penawaran Rp 300 juta itu kabarnya bukan asuransi. Tapi murni bantuan untuk meringankan keluarga di Surabaya. Kalau ada yang menerima, itu urusan mereka. "Kami hanya memikirkan jenasah keluarga," imbuh dia.
Imam Sampoerna, keluarga dari Boby Sidarta menyayangkan sikap maskapai yang memberikan dana santunan. Saat ini keluarga masih menunggu kabar yang belum jelas. Pemberian santuan bisa disalahartikan. "Lebih baik diselesaikan dahulu baru membahas masalah kompensasi atau asuransi," ucapnya.
Dia memahami maksud baik tersebut. Namun kondisinya kurang tepat. Wajar jika sebagian besar keluarga menolak dana santunan yang nilainya Rp 300 juta tersebut. Saat ini, keluarga ingin korban ditemukan terlebih dahulu. "Jangan dialihkan pada masalah lainnya," jelasnya.
Selain itu, Imam mengritisi sikap AirAsia yang terkesan menutup-nutupi. Jika pemberian dana itu murni kebaikan, mengapa harus satu per satu pendekatannya. Idealnya diumumkan secara langsung. Sebab, pendekatan satu per satu akan memunculkan prasangka buruk terhadap penawaran itu.
Bisa jadi, tidak semua korban ditemukan. Selain itu, banyak yang memperkirakan asuransi sulit cair. Sebab, ada dugaan AirAsia terbang di luar jadwal.
Imam tidak memedulikan itu. Bila nantinya asuransi tidak cair, AirAsia harus tetap bertanggung jawab. Namun, dia tetap meminta persoalan itu diselesaikan nanti. Sekarang difokuskan pada pencarian jenazah terlebih dahulu. "Itu keinginan kami," tegasnya.
Meski begitu, ada keluarga yang menyanggupi. Sebab, dalam draft tersebut, disebutkan AirAsia meminta dana tersebut tidak diartikan konfirmasi korban telah meninggal. Tapi hanya sebatas dana santunan.
Rata-rata keluarga yang menerima itu berasal dari luar Jawa. Mereka mengiyakan karena dana tersebut merupakan hak yang patut diterima pihak keluarga. Apalagi, selama menunggu di Surabaya, keluarga korban juga sudah rugi materi.
"Selain itu, dana ini tidak ada kaitannya dengan asuransi," ucap salah seorang warga yang hendak menerima tawaran itu.
Dia tidak mempermasalahkan sebagian besar keluarga korban yang menolak tawaran itu. Saat ini, masing-masing memiliki kepentingan sendiri dan tidak ada salahnya menerima hak yang diberikan maskapai.
Sementara itu, utusan dari Kementrian Dalam Negeri mulai siaga di Mapolda Jatim. Mereka membawa data pribadi penumpang pesawat tersebut. Data itu untuk mempermudah pengurusan akta kematian.
Christiana Lilik, utusan dari Kemendagri menjelaskan, posko tersebut sebagai pusat koordinasi kependudukan dan catatan sipil se-Indonesia. Saat ini dari Surabaya sudah siap. Tapi daerah lain, masih ada yang belum. "Karena itu kami pusatkan di sini," ujarnya. (riq/nir)
SURABAYA - Di sela-sela menunggu ketidakpastian, keluarga korban Air Asia QZ 8501 mendapat tawaran kompensasi. Namun penawaran tersebut dilakukan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Menko Pratikno dan Stakeholder Tinjau Pelabuhan Merak untuk Pastikan Kelancaran Nataru
- Kemensos dan BKN Gelar Tes Pegawai Disabilitas Netra dengan Sistem Komputer CACT
- Sekjen PDIP Hasto Jadi Tersangka, Pengamat: KPK Harus Beri Penjelasan Terbuka
- Germas PP Minta KPK Proses Bupati di Jateng Ini
- Hasto Jadi Tersangka, Guntur Romli: PDIP Makin Ditekan, Makin Melawan
- Ini Langkah Strategis PHE OSES dan RSO PTK Perkuat Keamanan Laut