Kasbi Ikut Kejar Tentara Belanda, Meneteskan Air Mata
Di ingatannya, dia mengenang warga Ponorogo sempat menjadi tahanan Belanda. Saat Kota Reyog ini dikuasai penjajah, mereka yang dituduh pemberontak dijebloskan ke penjara dekat alun-alun (sekarang gedung DPRD). ‘
’Kami sempat terdesak mundur sampai meninggalkan markas. Menyebar ke setiap penjuru kota ini, mulai timur stasiun Jetis, Sambit, Badegan, dan tempat yang aman untuk bersembunyi,’’ kenangnya.
Kondisi genting itu tidak berlangsung lama. Sebelum 1947, militer Belanda berhasil dipukul mundur. Kompeni melarikan diri dan menggalang kekuatan dengan kesatuannya di Jombang. Meski kondisi di Ponorogo berangsur kondusif, Mayor Suprapto Sukowati -pemimpin tertinggi Batalyon III- tetap memerintahkan sepertiga pasukan batalyon mengejar sampai Jombang.
Kasbi salah satunya. Dia masih ingat harus berangkat mengendarai truk gorga dari markas menuju stasiun (sekarang pasar eks-stasiun). Di Jombang, dia bergabung dengan pasukan dari batalyon daerah lainnya. Pun, warga setempat yang berani diikutkan dalam peperangan.
‘’Tidak ada syarat umur, asalkan berani, bisa ikut perang. Dan banyak yang ikut waktu itu,’’ ungkapnya.
Kasbi masih ingat betul taktik licik Belanda. Pasukan penjajah tak hanya mengandalkan perang fisik. Namun, menghalalkan berbagai cara untuk merebut tanah air tercinta. Salah satunya menjadikan orang Jawa sebagai tumbal.
Pribumi diangkat menjadi angkatan bersenjata di barisan kompeni dengan iming-iming imbalan selangit. Kondisi itulah yang membuat Kasbi sempat meneteskan air mata. Dia merasa diadu domba dengan saudara sebangsa dan setanah air.
Namun, demi kemerdekaan, dia rela berkorban dan tak gentar melawan siapa saja yang berpihak pada penjajah. ‘’Saya hanya ikuti perintah dari komandan. Kalau komandan memerintahkan berangkat, ya harus berangkat. Tidak kenal pagi, siang, malam,’’ tutur kakek 12 cucu dua buyut tersebut.
Kasbi yang kini berusia 88 tahun, merupakan veteran pejuang kemerdekaan RI, ikut mempertaruhkan jiwa dan raga demi Tanah Air.
- Anak Aniaya Ayah Kandung di Ponorogo, Korban Tewas
- Hari Pahlawan, Pemkot Tangsel Ziarah dan Bagikan Sembako kepada Veteran
- Membawa Kemajuan Nyata, Khofifah-Emil Raih Dukungan Pelaku UMKM Ponorogo
- Sampai Kapan
- Pendaftaran PPPK 2024: Ada 691 Formasi di Ponorogo, Tenaga Teknis Paling Banyak
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408