Kasihan..Remaja Raksasa itu Alami Penebalan Otot Jantung

Kasihan..Remaja Raksasa itu Alami Penebalan Otot Jantung
Yunita Mulidia saat diperiksa di rumah sakit. Foto: JPG/Jawa Pos

jpnn.com - SIDOARJO - Yunita Mulidia, remaja berbobot 110 kilogram asal Desa Grinting, Kecamatan Tulangan, masih terbaring lemah di atas tempat tidur di ruang Intensive Coronary Care Unit (ICCU) RSUD Sidoarjo kemarin (8/9).

Gadis 16 tahun itu baru saja menjalani pemeriksaan ekokardiografi atau USG jantung (echo) di Klinik Jantung Poli Eksekutif. Dokter menyimpulkan Yunita mengalami penebalan otot jantung.

Pemeriksaan echo dilakukan sekitar pukul 08.00. Yunita langsung ditangani dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Arief Bowo Kurniawan SpJP FIHA. Dari ruang ICCU di gedung sisi selatan, anak sulung pasangan Tumiyatun dan Padi itu langsung dibawa ke Poli Eksekutif di gedung sisi utara.

Di ruang klinik jantung, Yunita langsung dipindah ke tempat tidur pemeriksaan ekokardiografi. Dengan menggunakan alat ultrasonografi (USG), dr Arief menempelkan alat tersebut pada dada bagian kiri Yunita yang telah diolesi gel. Gambar jantung pun langsung terekam pada layar monitor. Tidak lebih dari setengah jam, proses pemeriksaan ekokardiografi itu selesai.

Arief mengatakan, berdasar hasil pemeriksaan ekokardiografi pada Yunita, disimpulkan terjadi penebalan otot jantung. Saat ini, tim dokter masih mencari penyebab terjadinya penebalan otot jantung pada Yunita.

Namun, dia menyebut sangat mungkin penebalan otot jantung itu bukan lantaran kelainan jantung bawaan (kelainan kongenital).

"Bisa jadi karena obesitasnya. Ini harus kami pastikan apakah ada faktor lain," katanya.

Penebalan otot jantung, lanjut dia, memang bisa terjadi pada orang obesitas. Mereka memiliki risiko besar mengalami peningkatan kolesterol, hipertensi, dan diabetes. Tiga hal itu menjadi pemicu kerusakan jantung. Namun, untuk kasus Yunita, hal tersebut masih harus dipelajari lebih dalam.

 ''Penyebabnya sendiri belum bisa disimpulkan. Yang jelas, saat ini pasien harus diperiksa lebih lanjut," ujarnya.

Setelah dilakukan pemeriksaan ekokardiografi, Yunita langsung dibawa kembali ke ruang ICCU. Kondisi dara kelahiran 14 Juni 2000 tersebut membaik. Karena itu, kemarin Yunita langsung dipindahkan ke Ruang Mawar Kuning.

Kasi Pelayanan Medis Rawat Inap dr Wasis Nupikso SpOG mengatakan, Yunita masuk rawat inap RSUD Sidoarjo pada Rabu (7/9). Sebelumnya, pasien langsung dirawat di Ruang Mawar Kuning. Namun, lantaran keluhan sesak pada dadanya, tim dokter memindahkan pasien ke ruang ICCU pada sorenya.

"Pada hari pertama rawat inap memang dirawat di ICCU agar mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai. Pasien masih diberi bantuan oksigen untuk pernapasannya. Tetapi, hari ini (kemarin, Red) sudah tidak terpasang banyak alat medis pada tubuh pasien," katanya.

Yunita memang membutuhkan pemeriksaan detail. Termasuk untuk mengetahui penyebab penebalan otot jantung pada pasien. Jika sudah ditemukan penyebabnya, tim dokter bisa mengambil langkah untuk mengobati atau mencegah masalah pada jantung pasien agar tidak lebih parah.

"Sekarang pasien diberi obat untuk mengurangi beban kerja jantung. Sambil menunggu tim dokter spesialis jantung mengeksplorasi penyebabnya," jelasnya.

Sementara itu, di ruang ICCU setelah pemeriksaan ekokardiografi, Yunita sudah bisa sedikit berbicara. Meski dalam kondisi lemas, Yunita masih bisa menjawab beberapa pertanyaan dari ahli gizi RSUD Sidoarjo Yusrita. "Namanya siapa?" kata Yusrita hangat.

"Onita (Yunita)," jawab Yunita singkat dengan suara lebih keras. Beberapa pertanyaan tentang makanan kesukaan Yunita pun diberikan Yusrita. Yunita mengaku sangat menyukai makanan sayur-sayuran yang berkuah dan buah-buahan.

"Sayur yang ada airnya. Suka buah apel," ujarnya.

Ya, tim ahli gizi RSUD Sidoarjo akan memberikan asupan gizi yang dibutuhkan Yunita. Makanan akan disesuaikan dengan hasil pemeriksaan tim dokter dan penyebabnya. Dengan begitu, Yunita bisa mengatur pola makan dengan baik. (ayu/c6/dos/flo/jpnn)

 


SIDOARJO - Yunita Mulidia, remaja berbobot 110 kilogram asal Desa Grinting, Kecamatan Tulangan, masih terbaring lemah di atas tempat tidur di ruang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News