Kasus Anggota Brimob Dimintai Setoran oleh Kompol Petrus, Reza Membandingkan dengan Teddy Minahasa

Kasus Anggota Brimob Dimintai Setoran oleh Kompol Petrus, Reza Membandingkan dengan Teddy Minahasa
Reza Indragiri. Ilustrasi Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

Sementara, kasus Andry-Petrus terungkap setelah bawahan dimutasi betapapun sudah setor uang ke atasan.

Reza menilai ulah DP dan kasus Andry-Petrus mengindikasikan adanya sistem mutasi dan pengembangan karir (manajemen SDM) pada institusi Polri yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Merit system terkesan dikesampingkan. Justru faktor-faktor X yang tidak bisa dipertanggungjawabkan lebih memengaruhi perjalanan karier personel.

"Wajarlah jika personel merasa diperlakukan tidak secara profesional," ucap pria yang pernah mengajar di STIK/PTIK itu.

Di sisi lain, Reza menyebut pada dimensi individu, patut ditelaah alasan-alasan personel kepolisian sampai mengait-ngaitkan kariernya dengan pelicin.

Pertama, corruption by greed. Personel tidak sabar, sehingga dia manfaatkan uang untuk mengintevensi sistem guna mempercepat kariernya. Kedua, corruption by system. Personel menyogok karena tidak tersedia jalan lain guna mengamankan kariernya.

"Sistem lembagalah, bukan si personel, titik awal terjadinya korupsi," kata penyandang gelar MCrim dari University of Melbourne Australia itu.(fat/jpnn)

Reza Indragiri sampaikan analisis soal kasus anggota Brimob Polda Riau dimintai setoran Rp 650 juta oleh komandannya, Kompol Petrus Hottiner Simamora.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News