Kasus Baru Flu Burung Ditemukan di Tiongkok
jpnn.com - BEIJING - Kasus flu unggas varian baru kembali menjangkiti salah seorang pekerja di Tiongkok. Para pejabat kesehatan Provinsi Guandong menyatakan bahwa seorang wanita dinyatakan positif mengidap virus mematikan H7N9.
Pasien berusia 51 tahun itu dalam kondisi kritis setelah masuk rumah sakit pada 3 Agustus lalu, setelah sebelumnya muncul tanda-tanda demam. "Ia adalah seorang pekerja di pemotongan unggas pasar lokal," ujar dinas kesehatan setempat seperti dilansir AFP, Minggu (11/8).
Hingga kini, tercatat ada 134 kasus flu burung didaratan Tiongkok termasuk kasus terakhir Guangdong. Kantor berita pemerintah Xinhua mengatakan, dari keseluruhan penderita, 44 orang di antaranya telah meninggal dunia.
Menurut Departemen Kesehatan China, virus ini pertama kali dilaporkan pada akhir Maret lalu, dengan mayoritas kasus terbatas pada wilayah Tiongkok timur. Satu-satunya kasus yang dilaporkan terjadi di luar daratan Tiongkok ditemukan di Taiwan.
Para ilmuwan juga melaporkan adanya kasus pertama penularan orang ke orang secara langsung akibat virus H7N9. Namun, mereka memberitahu publik untuk "tidak panik" dengan tetap bergaul secara terbatas.
Banyak dari mereka yang terinfeksi virus memiliki riwayat kontak langsung dengan unggas, dan umumnya di pasar unggas. Penutupan dan isolasi beberapa pasar unggas sempat membuat kasus H7N9 telah turun secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir. (esy/jpnn)
BEIJING - Kasus flu unggas varian baru kembali menjangkiti salah seorang pekerja di Tiongkok. Para pejabat kesehatan Provinsi Guandong menyatakan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer