Kasus Bayi Berkepala Dua Langka dan Fenomenal
Jumat, 28 Juni 2013 – 00:20 WIB
Kasus "paragus dicephalus conjoined twins" ini, menurut Tatang mulai ditemukan pada 1783 di Bengal, India. Menyusul kemudian pada 1811, di Amerika Latin dan diberi nama Chang dan Eng. Di era modern, bayi ini lahir di Amerika Serikat, tepatnya di Minessota pada 1990 dan diberi nama Abigail dan Britanny.
Baca Juga:
Di Indonesia, kasus ini muncul pertama kali pada 2006 lalu. Bayi tersebut kemudian dinamai Syafitri. Kemunculan kedua terjadi pada 2009 lalu.
Tatang menambahkan, bayi dengan kelainan seperti ini membutuhkan perawatan medis secepatnya setelah lahir. Ini dilakukan untuk observasi mendalam untuk memastikan kondisi organ tubuh terutama organ dalam. Pasalnya, dua kepala dengan dua otak mengendalikan satu badan.
"Harus secepatnya ditangani oleh tim ahli dan peralatan yang memadai. Karena mayoritas meninggal setelah dilahirkan. Kondisi anak ini baik tapi butuh "follow up". Biar tahu sejauh mana survive-nya," katanya.
MAJENANG - Kelahiran bayi berkepala dua "paragus dicephalus conjoined twins", ternyata sangat langka terjadi. Secara statistik, kemunculan
BERITA TERKAIT
- Ketum TP PKK: Inovasi & Adaptasi Teknologi Informasi Penting dalam Pelaksanaan Program PKK
- Prakiraan Cuaca BMKG, Kota Besar Indonesia Diguyur Hujan Hari Ini
- Anggota DPR RI Mufti Anam Kecam Aksi Transgender Isa Zega Umrah Pakai Jilbab
- Kabar Terbaru Rencana Perubahan Aturan Penempatan Guru PPPK, Siap-siap ya
- Polda Metro Jaya Pastikan Kasus Firli Bahuri Terus Berlanjut
- 5 Berita Terpopuler: Honorer Non-Database BKN Harus Cermat, Ada Usulan Baru soal PPPK 2024, Bisa Bikin Senang