Kasus Century Tak Dongkrak Oposisi

Kasus Century Tak Dongkrak Oposisi
Kasus Century Tak Dongkrak Oposisi
Sebelum terbentuknya Pansus Angket Century, kata Dodi, kekuatan koalisi awalnya sangat besar. Secara elektoral hampir 78 persen dan sisanya dimiliki oposisi. Namun, setelah munculnya kasus Century, koalisi terbelah menjadi pseudo-koalisi sehingga kekuatan koalisi menurun tajam. ”Dari 78 persen turun sekitar 26 persen, secara elektoral dari hasil pemilu,” katanya.

Setelah kasus Pansus Century, dijelaskan Dodi, kekuatan koalisi secara elektoral tetap paling tinggi, bahkan lebih tinggi dari hasil pemilu 2009. Kecendrungan dukungan pada Partai Demokrat selalu di atas perolehan suara dalam rentang 27 sampai 42 persen yang pada Pemilu 2009 mendapat suara 21 persen. Sedangkan PKB relatif stabil diangka 4 sampai lima persen.

“Pansus Century nampaknya bukan panggung kampanye politik yang segera bisa efektif untuk membangun kepercayaan publik pada partai-partai yang mengalami kekalahan dalam Pemilu 2009 seperti PDIP dan Golkar,” katanya.

Penyebab tidak mendapatnya penghargaan para partai yang terkatogeri pseudo-koalisi dan oposisi, kata Dod,i karena digerakkan oleh kekuatan partai atau tokoh-tokoh partai yang kurang kredibel di mata pemilih yang cendrung membunuh eksistensi oposisi itu sendiri. “Untuk memperkuat demokrasi, kita butuh kekuatan yang secara teoritis oposisi kredibel, bukan sekadar oposisi,” tukasnya. (awa/jpnn)

JAKARTA – Sikap dan perilaku parat oposisi menyikapi kasus bailout Bank Century senilai Rp 6,7 triliun tak memberi keuntungan dalam hal dukungan


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News