Kasus Corona di Pabrik Sampoerna Berawal dari Sini
jpnn.com, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan kasus penularan virus corona di lokasi pabrik rokok PT. HM Sampoerna di Rungkut, Surabaya bermula dari adanya karyawan di pabrik rokok yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) yang tidak jujur dan memilih tetap bekerja.
"Padahal, pasien itu harus menjalani karantina. Itu masalahnya," kata Bu Risma, Jumat (1/5).
Risma juga mengatakan kasus di pabrik tersebut sebetulnya bukan klaster baru karena sudah diketahui oleh pihak puskesmas setempat, tetapi kurang pengawasan.
Untuk itu, kata Risma, Pemkot Surabaya bekerja sama dengan TNI dan Polri saat ini terus melakukan upaya penelusuran (tracing) atau melacak PDP tersebut.
"Jika hanya dilakukan puskesmas sendiri, masih kurang. Makanya sekarang semua data pasien sudah masuk ke TNI dan polisi, bahkan nomor telepon juga dilacak polisi," katanya.
Langkah ini, kata Risma, dilakukan untuk memastikan agar tidak ada lagi mata rantai penyebaran COVID-19 di Surabaya.
Selain itu, sejumlah karyawan juga dikarantina di salah satu hotel setelah diketahui dari hasil rapid test.
"Kami masukkan dulu ke hotel. Kan belum tentu positif COVID-19 karena dia baru rapid test belum swab. Jadi makanya kita masukkan dulu dia di hotel," katanya.
Bu Risma mengatakan kasus virus corona di pabrik Sampoerna tersebut sebetulnya bukan klaster baru.
- Dorong Pertumbuhan UMKM & Ekonomi Kerakyatan, SRC Gelar Program YBKS
- Pakai Baju Khas Surabaya di Debat Pilgub Jatim, Bu Risma: Ini Kegedean
- Menko Airlangga & Menteri Teten Apresiasi Kolaborasi Multi-Helix Sampoerna untuk UMKM
- Super Roti Rasa Bekatul Menang Kompetisi di Paris, Taklukkan 3.500 Peserta dari 150 Negara
- Pasar Rakyat UMKM untuk Indonesia, Bukti Komitmen HM Sampoerna untuk Bangkitkan Ekonomi Negeri
- Mantap! Induk Perusahaan Sampoerna Tempati Peringkat Pertama Forbes Net Zero Leaders