Kasus COVID-19 Anjlok Drastis, Pakar di Jepang Bingung dan Khawatir
Dia mengatakan infektivitas yang diukur dengan angka reproduksi efektif, berkorelasi dengan liburan.
“Selama liburan, kami bertemu orang-orang yang kami sering temui dan juga ada peluang besar untuk makan bersama dalam lingkungan tatap muka,” kata ahli penularan penyakit yang juga penasihat pemerintah Nishiura kepada Reuters.
Dia menuturkan catatan kasus terkini di Korea Selatan dan Singapura kemungkinan berhubungan satu sama lain selama liburan pertengahan tahun dan gabungan liburan negara-negara Asia dan Barat akhir tahun dapat berujung pada “mimpi buruk”.
Namun, ahli lainnya mengatakan tren penularan tidak begitu terkait dengan perjalanan, tetapi lebih ke arah tren reguler musiman.
Jason Tetro, ahli penyakit menular dari Kanada dan penulis “The Germ Code” mengatakan perbedaan kelompok usia menjadi pemicu bagi virus untuk bertahan, tergantung pada tingkat vaksinasi dan infeksi sebelumnya pada saat yang berbeda.
“Selama virusnya masih ada, kita akan terus melihat lonjakan hingga 85 persen dari populasi yang kebal terhadap tekanan dominan,” katanya.
“Ini satu-satunya cara untuk keluar dari lingkaran setan,” tambahnya.
Teori yang berkembang saat ini, yaitu COVID-19 berikut variannya cenderung untuk berpindah dalam siklus dua bulanan.
Jumlah kasus COVID-19 di Jepang telah anjlok ke titik terendah selama hampir setahun, sementara negara Asia lainnya masih berjuang dengan infeksi yang melonjak.
- Pj Gubernur Sumut Jajaki Kerja Sama Pendidikan dan Perdagangan dengan Jepang
- Prediksi Ranking FIFA Timnas Indonesia Setelah Dihajar Jepang
- Jepang Memberi Timnas Indonesia Pelajaran Bermain Sepak Bola
- Timnas Indonesia vs Jepang: Samurai Biru Melukai Garuda
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- Timnas Indonsia vs Jepang: Mampukah Garuda Mematahkan Samurai Biru?