Kasus COVID-19 di Indonesia Capai Satu Juta, Semua Pihak Diminta Bekerja Keras
"Denial [penyangkalan] pemerintah saat itu juga luar biasa tingginya," kata Pandu Riono kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.
"[Memberikan input kepada pemerintah] ini tantangan besar untuk saya, terutama bagaimana menerjemahkan penemuan akademis menjadi sebuah kebijakan," tutur Pandu.
"Para pejabat ini lebih mendengarkan staf ahlinya, bukan akademisi di luar seperti kami."
"Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia harus berfungsi. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi [harus] juga berfungsi mengumpulkan masukan dari akademisi."
Aturan pembatasan dianggap tak untungkan ekonomi
Photo: Menurut epidemiolog Indonesia, angka kasus yang terus naik terjadi akibat pengabaian pada prinsip dasar penanganan COVID-19. (Antara/Mohammad Ayudha)
Pemerintahan Indonesia juga menghadapi kritik karena dianggap memprioritaskan pertumbuhan ekonomi daripada kesehatan masyarakat selama pandemi.
Ketika negara-negara lain, termasuk Australia, bersiap untuk menutup perbatasan mereka pada Februari tahun lalu, Pemerintah Jokowi mengalokasikan hampir Rp10 triliun untuk mempromosikan pariwisata domestik Indonesia.
Andri Satrio Nugroho, peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mengatakan Indonesia seharusnya menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti yang diberlakukan untuk menahan wabah SARS 2003.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan total kasus COVID-19 di Indonesia hingga Selasa (26/01) telah mencapai 1
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan