Kasus COVID-19 Indonesia Dikhawatirkan Melonjak Setelah Idulfitri
Masalah yang sama dalam penanganan COVID di Indonesia
Elina Ciptadi, salah satu pemrakarsa situs COVID-19, yang secara independen mengumpulkan data pandemi mengatakan masalah di Indonesia adalah penerapan aturan terkait virus corona yang tidak dijalankan dengan baik.
"Kita melihatnya tidak hanya kasus Kimia Farma, tapi bagaimana orang-orang tidak karantina saat tiba," katanya.
Ia menambahkan, terkadang ada juga warga yang sudah menerima hasil tes positif virus corona namun sengaja mencari tes lain yang akan membuahkan hasil negatif.
"Jadi bukannya langsung isolasi ... mereka masih bisa naik pesawat sebelum ke dokter."
Indonesia merupakan salah satu negara yang mencatat jumlah kasus virus corona tertinggi di Asia Tenggara, yaitu 1,7 juta kasus dan lebih dari 46.000 jumlah kematian.
Pakar mengatakan jumlah kasus COVID dan kematian di Indonesia kemungkinan besar lebih banyak dari itu.
Elina mengatakan di Indonesia hanya ada 40.000 hingga 50.000 jumlah tes per hari, dibandingkan India, yang mengetes satu juta orang per hari.
Tes juga hanya digratiskan bila warga adalah kontak erat dari warga yang terkonfirmasi positif.
Di penghujung bulan puasa Idul Fitri, beberapa pihak memperingatkan bahwa Indonesia mungkin saja bisa menghadapi situasi virus corona seperti di India
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara