Kasus Cungkil Mata Anak di Gowa, Ini yang Dikhawatirkan Psikolog
jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Klinis Oryza Zativa mengatakan anak korban penganiayaan kasus cungkil mata di Gowa, Sulawesi Selatan, bisa mengalami trauma berat.
Tingkat keparahan trauma korban bisa terjadi dari dampak psikis dan kesakitan yang dirasakan pada fisiknya.
"Kalau sampai anak babak belur hingga ada bagian organ dia yang dilukai, anak jelas merasa ketakutan dan itu akan terbawa sampai seumur hidup dia," kata Oryza kepada JPNN, Senin (6/9).
Menurutnya, dinamika psikologis yang mungkin akan terjadi pada korban ialah shock, ketakutan, rasa tidak aman atau insecure, berpikir negatif terhadap figur dewasa terutama orang tua, hingga trauma yang memicu rangkaian mimpi buruk.
"Ini dinamika psikologis di masa kecil ini," tambah Oryza.
Bila trauma tidak segera ditangani, lanjut Oryza, korban bisa mengalami gangguan mental saat dewasa seperti kecemasan dan depresi, gangguan kepribadian, hingga antisosial.
Oryza menekankan pentingnya kontrol sosial yang perlu dilakukan masyarakat dalam kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Ingat, kepedulian kita bisa menyelamatkan setidaknya satu nyawa," imbau Oryza.
Psikolog Klinis Oryza Zativa turut mengomentari soal kasus cungkil mata anak di Gowa, Sulawesi Selatan.
- Pemkot Tangerang-KPPPA Sepakati Komitmen Penghapusan Kekerasan terhadap Anak & Perempuan
- Seorang Ibu Kaget Saat Terbangun, Sang Suami Sedang Mencekik Anaknya
- Suami Istri Aniaya Anak Kandung Jadi Tersangka
- Heboh Disebut Korban Penganiayaan Ketum Parpol, Nabilla Aprillya Angkat Bicara
- Konon Jadi Korban Penganiayaan Ketum Parpol, Nabilla Apillya Bilang Begini
- Anak Usia 10 Tahun Dibacok Pakai Parang, Korban Mengalami Luka Serius di Kepala