Kasus Dugaan Korupsi Rp 3 Triliun, Uang Pelicin Disimpan Honorer

jpnn.com, KUPANG - Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Nusa Tenggara Timur (NTT) Yulianto menyebut uang pelicin di kasus dugaan korupsi yang terindikasi merugikan negara Rp 3 triliun, disimpan oleh honorer.
Hal ini disampaikan Yulianto saat mengungkap temuan uang pelicin dalam kasus dugaan korupsi penerbitan sertifikat hak milik atas tanah milik negara kepada pihak ketiga di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Yulianto mengatakan, sejumlah oknum pejabat di Manggarai Barat sengaja menyimpan uang pelicin tersebut dengan menitipkannya kepada pegawai honorer.
Namun, uang yang berhasil disita jajarannya hanya sebagian kecil yang masih tersisa dari uang pelicin untuk menerbitkan sertifikat hak milik atas lahan Pemda Manggarai Barat tersebut.
Menurut Yulianto, jumlah uang pelicin tersebut mencapai miliaran. Namun, yang telah disita baru Rp 140 juta.
"Yang jelas bunyinya (uang pelicin-red) miliaran," kata Yulianto sembari memperlihatkan uang tersebut di Kupang, Rabu (18/11).
Sesuai penjelasan Yulianto, dugaan korupsi pengalihan aset tanah pemerintah kepada pihak ketiga ini terindikasi merugikan negara hingga Rp 3 triliun.
"Kami indikasikan kerugian negara atas kasus ini bisa mencapai Rp 3 triliunan," ucapnya.
Jaksa sudah memeriksa 60 saksi untuk mencari pihak yang bertanggung jawab atas dugaan kerugian negara Rp 3 triliun.
- BPOLBF Perkuat Sinergi Melalui Industry Call Bersama Pelaku Pariwisata Labuan Bajo
- BMKG Imbau Waspadai Potensi Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Buronan Kasus Penipuan Bermodus Janjikan Proyek Bendungan Ditangkap di Jakarta Selatan
- Pelindo Siap Dukung Pencegahan Stunting di Kota Kupang
- Gempa Bumi 5,3 Magnitudo Guncang Waingapu NTT, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
- BPOLBF Luncurkan 19 Calender of Event 2025 Termasuk Festival Kelimutu, Catat