Kasus Guru Supriyani: Kapolsek Baito Dicopot Gegara Uang Rp 2 Juta, Kanit Reskrim Juga

jpnn.com - Kapolsek Baito, Konawe Selatan (Konsel) Ipda Muh. Idris dicopot dari jabatan buntut permintaan uang saat penanganan kasus guru honorer Supriyani.
Supriyani merupakan guru honorer SDN 4 Baito yang dituduh memukul siswa berinisial D, yang juga anak polisi di Polsek Baito.
Kabid Humas Polda Sultra Kombes Pol Iis Kristian. (ANTARA/La Ode Muh Deden Saputra)
Perkara Surpiyani sendiri masih bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Andoolo dengan agenda terakhir pembacaan tuntutan.
Dalam persidangan pada Senin (11/11/2024), Supriyani dituntut bebas oleh jaksa penuntut umum.
Di sisi lain, pengusutan dugaan permintaan uang dalam penanganan perkara Supriyani masih ditangani Propam Polda Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kabid Humas Polda Sultra Kombes Iis Kristian mengakui pencopotan Kapolsek Baito. Tidak hanya Ipda Idris, Kanit Reskrim Aiptu Amiruddin pun kehilangan jabatan.
"Jadi, untuk sementara (kapolsek dan kanit) ditarik ke polres untuk memudahkan. Kan, yang bersangkutan lagi diperiksa terkait etik perihal menerima uang Rp 2 juta itu," kata Kombes Iis dihubungi JPNN.com, Rabu (13/11/2024).
Kasus guru Supriyani berujung Kapolsek Baito Ipda Moh Idris dan Kanit Reskrim dicopot gegara minta uang Rp 2 juta kepada guru honorer itu.
- 5 Berita Terpopuler: Hasil Pendataan Keluar, Nasib Honorer Sudah Diatur, Ada Solusi Konkret untuk yang PHK
- Terobosan, Inilah Solusi Konkret bagi Honorer yang Dirumahkan
- Hasil Pendataan Honorer Akan Dipilah Lagi, Silakan Disimak
- Guru Honorer di Bengkulu Jadi Tersangka Penganiayaan Murid SD
- Pejabat Penting Ini Lebih Suka Menyebut ASN, Bukan PPPK
- Akmal Malik Terus Mengupayakan Semua Guru Honorer di Kaltim jadi ASN