Kasus Kematian Dante, Psikolog Forensik Mengulas Kalimat & Perilaku YA saat Diperiksa
jpnn.com - JAKARTA – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya bergerak cepat melakukan pengusutan kasus kematian Raden Andante Khalif Pramudityo atau Dante (6), anak dari artis Tamara Tyasmara.
Dante meninggal dunia di kolam renang Palem, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Sabtu (27/1).
Dalam kasus kematian Dante ini, penyidik Polda Metro Jaya sudah menetapkan kekasih Tamara Tyasmara, Yudha Arfandi (YA) sebagai tersangka.
Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) Nathanael E. J. Sumampouw menjelaskan tersangka YA tidak terindikasi mengalami gangguan jiwa.
Karena itu, Yudha harus bertanggung jawab atas perbuatannya yang diduga menghilangkan nyawa Dante.
Saat menjalani pemeriksan, kata Nathanael, tersangka YA juga dapat menjelaskan serta menjawab segala pertanyaan penyidik.
“Selama pemeriksaan, tersangka cukup kooperatif. Tersangka memiliki status mental yang relatif memadai, dapat memahami pertanyaan dengan baik.”
“Tidak ditemukan adanya indikator gangguan jiwa berat, sehingga dengan indikator tersebut, tersangka memiliki kompetensi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Nathanael di Jakarta, Senin (12/2).
Kasus kematian Dante, berikut ini ulasan dari psikolog forensik mengenai kalimat dan perilaku tersangka YA saat menjalani pemeriksaan.
- Sedih Kehilangan Anak, Tamara Tyasmara Nyaris Loncat dari Lantai Dua
- Tamara Tyasmara Heran Yudha Arfandi Masih Ajukan Banding
- Respons Tamara Tyasmara Setelah Yudha Arfandi Ajukan Banding Vonis 20 Tahun Penjara
- Yudha Arfandi Ajukan Banding Soal Vonis 20 Tahun Penjara, Kuasa Hukum Beri Penjelasan
- Divonis 20 Tahun Penjara Terkait Pembunuhan Dante, Yudha Arfandi Ajukan Banding
- 3 Berita Artis Terheboh: Harvey Moeis Bicara soal USD 1,5 Juta, Tamara Tyasmara Merespons