Kasus Omicron Diperkirakan Jauh Lebih Tinggi, Bagaimana Kita Tahu Jika Sudah Terjangkit?

Kasus Omicron Diperkirakan Jauh Lebih Tinggi, Bagaimana Kita Tahu Jika Sudah Terjangkit?
Kasus Omicron Diperkirakan Jauh Lebih Tinggi, Bagaimana Kita Tahu Jika Sudah Terjangkit?

"Tujuan utama survei ini adalah untuk mengetahui proporsi infeksi yang mungkin terlewatkan," jelas Profesor John Kaldor dari Kirby Institute.

Studi yang dilakukan sebelum Omicron tiba, hanya mengambil sebagian kecil sampel dalam populasi dengan antibodi yang dapat dideteksi.

"Ada jutaan orang yang mengidap COVID di Australia," ujarnya.

Menurut Profesor Kaldor, data tentang jumlah infeksi yang sebenarnya, diperlukan untuk strategi pengendalian pandemi dan memahami titik populasi mana yang masih paling rentan terhadap infeksi.

Namun, menurutnya studi serologis memiliki keterbatasan karena sampelnya tak pernah dapat mewakili populasi secara keseluruhan. 

Tes antibodi ini juga dapat digunakan pada sampel darah individu, untuk menentukan apakah seseorang telah pernah terinfeksi sebelumnya. Pertanyaannya, kapan dan mengapa Anda harus melakukannya?

Kalangan dokter berwenang memesan tes antibodi untuk pasiennya, namun menurut Chris Moy dari Asosiasi Medis Australia, tes antibodi hanya boleh digunakan jika ada alasan klinis yang jelas.

Dia menjelaskan, salah satu contoh kapan tes ini bisa berguna adalah saat pasien memiliki gejala berkelanjutan yang konsisten dengan COVID, namun tidak yakin apakah mereka terkena virus.

Pada akhir bulan Desember lalu, lonjakan kasus COVID varian Omicron terjadi di berbagai wilayah di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News