Kasus Pembubaran Diskusi FTA, Refly Harun: Si Rambut Kuncir Bukan Preman Sembarangan
Setelah pembubaran paksa itu, peserta diskusi melanjutkan acara dengan konferensi pers oleh para tokoh yang hadir, salah satunya Din Syamsuddin.
Kemudian, ada acara promosi buku oleh salah satu peserta, dan beberapa perwakilan daerah menyampaikan pernyataan, antara lain dari Yogyakarta dan Sumatera Selatan (Sumsel).
"Ketika perwakilan Sumatera Selatan bicara, tiba-tiba petugas hotel masuk, menyampaikan ancaman dari massa di luar agar acara dibubarkan dan mereka minta video atau foto bahwa acara sudah dibubarkan," ujar Refly.
Pada akhirnya, kata dia, forum itu tidak dilanjutkan karena situasinya sudah tak kondusif. Pihak FTA bahkan menyebut pendingin ruangan sudah dimatikan.
"Sehingga peserta satu demi satu pulang tanpa berkoordinasi, sebagian tetap bertahan dan kemudian akhirnya, sudah, begitu saja," kata dia.
Refly Soroti Pelaku Berambut Kuncir
Setelah kejadian itu viral dan menjadi perhatian publik, terutama di media sosial, Polda Metro Jaya baru menangkapi lima pelaku, dua di antaranya dijadikan tersangka.
Nah, Refly pun menyoroti salah satu pelaku pembubaran yang berambut kuncir, lantaran belakangan beredar video pria yang sudah jadi tersangka pernah hadir di acara sebuah partai politik.
Refly Harun ungkap kronologi pembubaran diskusi FTA di Hotel Grand Kemang. Sebut si rambut kuncir yang jadi pelaku, bukan preman biasa.
- Ketua Parpol di Bekasi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Ketua Forkim Tegas Bilang Begini
- Megawati Dengar Ada Institusi Negara Tak Netral Pas Pilkada, Sampai Pakai Intimidasi
- Polda Metro Jaya Pastikan Kasus Firli Bahuri Terus Berlanjut
- Apa Kabar Kasus Firli Bahuri di Polda Metro Jaya?
- Kampanye Hitam Ancam Demokrasi Sumsel, Masyarakat Diharapkan Cerdas Pilih Pemimpin
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso