Kasus Pembunuhan Wartawati Banjarbaru, Komnas HAM Soroti Pentingnya Forensik Digital dan Medis

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendorong penyelidikan berbasis ilmiah dalam mengusut kasus pembunuhan jurnalis perempuan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yang melibatkan oknum TNI Angkatan Laut.
"Komnas HAM meminta penyelidikan dan penyidikan berbasis ilmiah atau scientific crime investigation seperti forensik digital, forensik kedokteran, dan lain-lain," kata Koordinator Subkomisi Penegakan HAM Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (7/4).
Komnas HAM menekankan pentingnya penegakan hukum yang adil dan transparan, perlindungan saksi, serta pemulihan bagi keluarga korban. Uli menyatakan pihaknya sedang mendalami kasus yang terungkap pada Sabtu (22/3) sembari menghormati proses penyelidikan oleh Detasemen Polisi Militer Angkatan Laut (Denpomal) Banjarmasin.
Juwita (23), jurnalis perempuan asal Banjarbaru, ditemukan meninggal di Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Kota Banjarbaru, Sabtu (22/3) sekitar pukul 15.00 WITA. Jasadnya tergeletak di tepi jalan bersama sepeda motor, tanpa tanda-tanda kecelakaan lalu lintas. Terdapat luka lebam di leher, dan ponsel korban hilang.
Komandan Denpom Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan, Mayor Laut PM Ronald Ganap, Rabu (26/3), mengonfirmasi keterlibatan Kelasi Satu J, oknum prajurit asal Kendari, Sulawesi Tenggara, yang bertugas di Lanal Balikpapan.
"Pelaku baru bertugas sekitar satu bulan di Balikpapan dan sebelumnya di Lanal Banjarmasin," ujar Ronald. Terduga pelaku telah diserahkan ke Pomal Banjarmasin, dengan proses hukum yang telah naik ke tahap penyidikan per Sabtu (29/3).
Keluarga korban mengungkapkan, pelaku diduga melakukan pemerkosaan dua kali sebelum membunuh Juwita. Kuasa hukum keluarga, Muhamad Pazri, menyatakan pemerkosaan terjadi pada 25–30 Desember 2024 dan 22 Maret 2025, hari penemuan jasad.
"Kami meminta penyidik mendalami temuan cairan putih dan luka di area kemaluan korban, serta uji laboratorium forensik di Surabaya atau Jakarta," kata Pazri di Banjarbaru, Rabu (2/4). Keluarga juga telah menyerahkan bukti foto dan rekaman video yang mengindikasikan kekerasan seksual sebelum pembunuhan. (antara/jpnn)
Kasus Pembunuhan Wartawati Banjarbaru, Komnas HAM Soroti Pentingnya Forensik Digital dan Medis
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Kasus Pembunuhan Jurnalis Juwita, TNI AL Tes DNA Temuan Sperma
- Keluarga Korban Ungkap Proses Uji DNA dalam Kasus Pembunuhan Jurnalis Juwita di Banjarbaru
- Seusai Bunuh Jurnalis Juwita, Oknum TNI AL Mendatangi Keluarga Korban
- Tes DNA Sperma Bantu Ungkap Motif Pembunuhan Jurnalis Juwita
- Terungkap, Oknum TNI AL Habisi Nyawa Juwita di Dalam Mobil
- Di Lokasi Ini Oknum TNI AL Membunuh Jurnalis Juwita