Kasus Penendang Sesajen, 3 Poin Penting dari Petrus Salestinus untuk Prof Al Makin

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus menjelaskan syarat proses hukum dalam tahap penyidikan bisa dihentikan oleh kepolisian.
Petrus menjelaskan hal tersebut menanggapi pernyataan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin yang meminta proses hukum terhadap HF, penendang sesajen di areal Gunung Semeru, Lumajang, Jatim, dihentikan.
Menurut Petrus Salestinus, ada tiga syarat proses penyidikan bisa dihentikan, yakni:
1. Kasus pidana dihentikan apabila penyidik tidak memiliki dua bukti cukup dan merupakan perkara pidana.
"(Kasus pidana, red) yang sedang dalam tahap penyidikan maupun penuntutan bisa dihentikan, hanya apabila kalau dalam proses penyidikan tidak terdapat cukup bukti atau perkara yang tengah disidik itu ternyata bukan perkara pidana melainkan perkara perdata," kata Petrus saat dihubungi JPNN.com, Minggu (16/1).
2. Jika perkara sudah kedaluwarsa
Petrus mengatakan proses penyidikan juga bisa dihentikan apabila perkara yang sedang disidik kedaluwarsa lantaran tersangka meninggal dunia.
3. Pelapor mencabut pengaduan
Petrus Selestinus menanggapi Prof Al Makin yang meminta proses hukum terhadap penendang sesajen di areal Gunung Semeru, dihentikan.
- BPBD Minta Warga di Lereng Gunung Semeru Waspada Hujan Abu
- Soroti PSN di Laut Tangerang, Petrus Selestinus Singgung Nama Jokowi
- Keluarga Korban Kasus Pengambilalihan Saham PT ASM Mengadu ke Kompolnas
- Gunung Semeru Erupsi pada Jumat Malam, Tinggi Kolom Letusan 400 Meter
- Status Masih Waspada, Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan 1.000 Meter
- Kuasa Hukum: Penyidik Polri Diduga Terlibat Penggantian Posisi Pemegang Saham Mayoritas PT ASM