Kasus Penyerangan Perempuan Dengan Air Keras Dikaitkan Dengan Motif Balas Dendam

Kasus Penyerangan Perempuan Dengan Air Keras Dikaitkan Dengan Motif Balas Dendam
Serangan air keras sering kali merupakan "serangan yang berkaitan dengan gender" dan digunakan sebagai wujud "balas dendam" terhadap perempuan. (ABC News: Illustration by Jarrod Fankhauser )

Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Andy Yentriyani mengatakan serangan dengan air keras bisa menjadi wujud "tindakan yang berkaitan dengan gender" dan seringkali merupakan bentuk "balas dendam" saat hubungan berakhir.

"[Laki-laki] tahu penggunaan air keras akan menghancurkan perempuan dan karenanya akan benar-benar membatasi perempuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain," kata Andy.

Ia mengatakan kepada ABC bahwa Komnas Perempuan akan meluncurkan studi untuk mengumpulkan dan meninjau data tentang serangan tersebut sebagai "langkah pertama" pencegahan.

Menurut pihak kepolisian, Satim membeli satu liter air keras dari sebuah toko kimia di Malioboro, Yogyakarta, menggunakan "dana operasional" sebesar 1,6 juta rupiah yang dibayarkan Billy Vilsen kepadanya.

Ia juga diduga dijanjikan 7 juta rupiah jika berhasil menyerang perempuan tersebut, yang namanya tidak disebutkan ABC.

Kedua laki-laki tersebut telah ditangkap dan didakwa dengan penyerangan berat berdasarkan hukum pidana Indonesia.

Serangan baru-baru ini juga memicu kekhawatiran tentang regulasi yang tidak memadai terkait penjualan bahan kimia.

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Surahman Hidayat mendesak pemerintah Indonesia untuk memperketat regulasi dan memantau dengan lebih baik penggunaan dan penjualan bahan kimia yang digunakan untuk penyerangan.

Para pembela hak-hak perempuan mengatakan air keras sering digunakan sebagai senjata pilihan ketika seorang pria ingin

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News