Kasus Penyerangan Perempuan Dengan Air Keras Dikaitkan Dengan Motif Balas Dendam

Kasus Penyerangan Perempuan Dengan Air Keras Dikaitkan Dengan Motif Balas Dendam
Serangan air keras sering kali merupakan "serangan yang berkaitan dengan gender" dan digunakan sebagai wujud "balas dendam" terhadap perempuan. (ABC News: Illustration by Jarrod Fankhauser )

Serangan tersebut juga melukai anak-anak mereka yang berusia 12 tahun dan 18 tahun saat mereka mencoba melindungi ibu mereka, menurut dugaan pihak berwenang.

Pria tersebut ditangkap dan didakwa dengan pelanggaran berdasarkan undang-undang kekerasan dalam rumah tangga Indonesia.

Insiden penyerangan laki-laki terhadap perempuan menggunakan air keras telah didokumentasikan di banyak negara di Asia, dengan para ahli menyebut serangan tersebut sebagai bentuk kekerasan gender.

Laporan Human Rights Watch tahun 2019 tentang serangan air keras di Kamboja memuat "aspek gender" dari beberapa serangan, sementara serangan air keras terhadap perempuan di India bertambah pada tahun yang sama.

Ada juga beberapa serangan air keras terhadap laki-laki.

Di Indonesia pada tahun 2017, dua laki-laki yang naik sepeda motor menyiramkan air keras ke Novel Baswedan, yang saat itu adalah menjabat sebagai ketua KPK. Serangan tersebut membutakan satu matanya.

Pada tahun 2024, seorang pemain sepak bola Malaysia terluka parah setelah disiram air keras.

Namun, Andy mengatakan serangan air keras baru-baru ini merupakan bukti "bertambah banyaknya kekerasan terhadap perempuan di Indonesia".

Para pembela hak-hak perempuan mengatakan air keras sering digunakan sebagai senjata pilihan ketika seorang pria ingin

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News