Kasus Penyerangan Perempuan Dengan Air Keras Dikaitkan Dengan Motif Balas Dendam
Meskipun tidak ingin "mengeneralisasi", Andy mengatakan air keras sering kali menjadi senjata pilihan ketika seorang laki-laki ingin meninggalkan luka permanen pada seorang perempuan.
Bekas luka fisik dan kerusakan pada wajah dan tubuh seorang perempuan dikaitkan dengan pemikiran bahwa mereka tidak lagi sesuai dengan "paradigma kecantikan" tertentu tentang bagaimana perempuan seharusnya berpenampilan, tambahnya.
Andy mengatakan penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki motivasi di balik serangan tersebut, bagaimana serangan tersebut memengaruhi kehidupan sehari-hari para penyintas, dan intervensi yang mungkin bisa dilakukan.
Hasilnya dapat digunakan untuk membuat rekomendasi kebijakan kepada pemerintah Indonesia, tambahnya.
Respons yang lebih baik untuk menghentikan kekerasan
Pada tahun 2024, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat 24.973 kasus kekerasan terhadap perempuan, sementara 6.217 kasus kekerasan terhadap laki-laki terdokumentasi pada tahun yang sama.
"Kekerasan terhadap perempuan di Indonesia didorong oleh norma patriarki yang tidak ditentang, kesenjangan hukum, penegakan hukum yang lemah, dan alasan sosial-ekonomi," kata Sharyn Davies, profesor studi Indonesia di Monash University, Melbourne.
Dr Davies mengatakan mengatur penjualan bahan kimia "tidak akan banyak membantu" dan menyerukan "respons yang lebih baik dan lebih awal" dari pihak berwenang untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan.
Para penyintas dihadapkan dengan stigma, bantuan yang tidak memadai, dan hambatan sistemik terhadap keadilan, tambahnya, terutama di daerah pedesaan yang sarat layanan dan nilai-nilai tradisionalnya lebih kuat.
Para pembela hak-hak perempuan mengatakan air keras sering digunakan sebagai senjata pilihan ketika seorang pria ingin
- Kabar Australia: Telur Langka, Supermarket Membatasi Pembelian
- Dunia Hari Ini: Amerika Mengatakan Ada Kemajuan Dalam Mediasi Gencatan Senjata Israel-Hamas
- Keji Suami Bunuh Istri di Bantul Yogyakarta
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun