Kasus ‘Polisi Tembak Polisi’ Peran Opini Publik dan Pengawasan Publik

Oleh: Prof. Dr. Tjipta Lesmana 

Kasus ‘Polisi Tembak Polisi’ Peran Opini Publik dan Pengawasan Publik
Prof Tjipta Lesmana. Foto: Ricardo/JPNN.com

Publik, terutama pihak keluarga Brigadir J dan Tim penasihat hukumnya, harus dilibatkan secara intensif. 

Masyarakat luas juga harus aktif mengawasi setiap langah yang diambil oleh Tim Khusus demi objektivitasnya dan tujuan yang hendak dicapai sebagaimana dikatakan berulang-ulang oleh Kapolri. Itulah pentingnya opini publik dan pengawasan publik.  

Salah satu kunci tercapainya kebenaran dan keadilan dari proses pengungkapan misteri kematian Brigadir J, menurut hemat kita, adalah otopsi ulang post-mortem yang betul-betul dilaksanakan secara terbuka oleh dokter ahli forensik yang bekerja secara profesional, netral dan jujur. 

Jangan lagi autopsi kedua pun dibayang-bayani sejumlah kejanggalan. 

Dari hasil post-mortem autopsi mestinya bisa diungkap, (1) Apakah Brigadir J tewas sebelum atau setelah diberondong peluru Baraha D; (2) Apakah memang ada grand design sejak awal untuk menewaskan J karena sebab-sebab tertentu seperti yang dicurigai keluarga. Kenapa ? Ya, itulah pertanyaan paling besar yang tidak mudah diungkap.

Namun, melalui opini publik dan pengawasan opini yang ketat dan jujur, tidak ada yang tidak bisa ditutupi terus, persis seperti yang pernah diucapkan oleh Presiden Abraham Lincoln, salah satu pemimpin Amerika Serikat paling kondang dan paling dihormati oleh rakyat Amerika:

-       You can fool all the people some of the time;

-       You can fool some of the people all the time;

Tjipta Lesmana berbicara soal kasus polisi tembak polisi, peran opini publik dan pengawasan publik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News