Kasus PT IBU Harus Jadi Momentum Lawan Kartel Pangan
jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI) menilai tindakan hukum terhadap PT Indo Beras Unggul (IBU) menjadi momentum untuk melawan praktik kartel pangan.
Hal tersebut sekaligus untuk menata ulang struktur industri pangan nasional.
"Kita tidak boleh lengah. Harus waspada dan antisipasi terhadap gejala yang terjadi sehingga struktur industri perberasan kembali on the right track sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan," ujar Ketua Umum MAI Fadel Muhamad di Jakarta, Jumat (4/8).
Dia menambahkan, beras merupakan pangan pokok yang menguasai hajat hidup rakyat.
Karena itu, pemerintah berkewajiban mengatur dan mengawasinya.
Fadel melihat tren ketimpangan struktur industri perberasan ke depan kian riskan. Sebab, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2012, terdapat 182 ribu penggilingan.
Sebanyak 94 persen penggilingan kecil dan keliling dengan kapasitas kurang 1,5 ton beras per jam.
Selain itu, sekitar 6.800 unit atau lima persen penggilingan kelas sedang.
Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI) menilai tindakan hukum terhadap PT Indo Beras Unggul (IBU) menjadi momentum untuk melawan
- Hamdalah, Mentan Amran Sulaiman Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Natal dan Tahun Baru
- Pemprov Kalsel Siapkan 41.829 Hektare Untuk Optimalisasi Lahan Rawa
- Pelaku Usaha Harapkan Prabowo Bentuk Badan Otoritas Sawit
- Jadi Mitra Strategis Kementan, Kementrans Siap Bantu Penyediaan Tenaga Kerja
- DWP Kementan Memperkuat Peran Strategisnya Sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045
- Baharkam Polri Siapkan Pilot Project Peningkatan Komoditas Jagung di Cianjur