Kasus Rencana Pembunuhan 4 Tokoh: Pengakuan Kivlan soal Duit dari Habil Marati
jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya kembali memeriksa Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zen, Senin (17/6) terkait kasus rencana pembunuhan terhadap empat pejabat negara dan seorang ketua lembaga survei. Kivlan yang juga tersangka kasus makar diperiksa sebagai saksi bagi Habil Marati selaku penyandang dana untuk membiayai eksekutor.
Advokat Muhammad Yuntri yang menjadi kuasa hukum Kivlan mengungkapkan, kliennya mengaku menerima uang senilai SGD 4 ribu dari Habil Marati yang menjadi tersangka dalam kasus itu. Namun, kata Yuntri, mantan Kepala Staf Kostrad itu menerima uang dari Habil bukan untuk membeli senjata, melainkan kepentingan demonstrasi.
“Mengakui, tetapi tidak sesuai dengan tuduhan. Uang itu hanya untuk demo,” ujar Yuntri di Mapolda Metro Jaya.
BACA JUGA: Bisa Jadi Kivlan Zen dan Habil Marati Cuma Kaki Tangan Saja
Karena itu Yuntri menepis tuduhan yang menyebut Kivlan menggunakan uang dari Habil untuk membeli senjata. “Tidak ada kaitan sama sekali dengan masalah pembelian senjata, membunuh. Tidak ada sama sekali,” tegasnya.
Yuntri menjelaskan, Kivlan yang menjalani pemeriksaan sejak pukul 11.00 WIB menyodorkan bukti rekening penerimaan uang tersebut. Kivlan, kata Yuntri, menyodorkan rekeningnya kepada penyidik.
“Terima ke rekening ia terima dan sampaikan ada. Yang satu Rp 50 juta. Yang satu lagi SGD 4 ribu untuk kegiatan antikomunis atau Supersemar yang di Monas,” sambungnya.
Lebih lanjut Yuntri menyebut kliennya mengenal Habil sejak setahun lalu melalui sebuah grup WhatsApp. Yuntri pun menyebut Habil memberikan uang tersebut kepada Kivlan secara sukarela.
Kivlan Zen mengaku telah menerima uang dari Habil Marati yang kini menjadi tahanan kasus dugaan rencana pembunuhan terhadap empat pejabat.
- Polisi Terlibat Kasus Pemerasan Penonton DWP Kini Berjumlah 32 Orang
- Bea Cukai Soekarno-Hatta Gagalkan Peredaran 1,1 Kg Sabu-Sabu, Begini Modus Pelaku
- Polisi Periksa Mobil Eks Anggota BIN yang Terbalik di Marunda
- Niat Baik RF Malah Jadi Korban Begal di Jakarta Utara
- Propam Diminta Usut Total Kasus DWP di Semua Lingkaran Polri
- Tim Forensik Masih Identifikasi 7 Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza