Kasus Ruyati Dianggap Bukti Kebohongan SBY

Kasus Ruyati Dianggap Bukti Kebohongan SBY
Kasus Ruyati Dianggap Bukti Kebohongan SBY
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR, Rieke Diah Pitaloka menilai bahwa  pidato Presiden Susilo Bambang Yudhyono hanya berisi kebohongan terkait dengan perlindungan tenaga kerja indonesia (TKI). Menurutnya, dengan adanya kasus Ruyati binti Sapubi dihukum pancung telah menunjukan jika diplomasi Indonesia sangat buruk dan sangat lemah. 

“Kasus ini sudah memperlihatkan lemahnya koordinasi dan diplomasi pemerintah Indonesia di Arab Saudi. Jika Presiden SBY mengatakan pihaknya sudah mengetahui masalah ini sebelumnya, seharusnya bisa cepat bertindak untuk melindungi rakyatnya di sana (Arab Saudi)," kata Rieke di Jakarta, Minggu (19/6).

Karenanya, politisi dari PDIP itu meminta kepada pemerintah untuk segera melakukan investigasi mengenai kasus Ruyati tersebut. Pemerintah Indonesia, lanjut Rieke, harus bisa mendapatkan informasi yang lengkap mengenai kasus Ruyati, terutama  dari sisi motif pembunuhan yang telah dilakukannya. "Selain itu, pemerintah mulai saat ini sebaiknya juga harus mendata TKI di mana saja yang sedang menunggu vonis mati. Bagaimanapun, keluarga harus tetap tahu mengenai keberadaan dan kondisi keluarganya yang terkena hukuman," ujarnya.

Terpisah, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Jumhur Hidayat meminta pemancungan  tenaga kerja indonesia (TKI), Ruyati karena divonis membunuh majikan di Arab Saudi tidak dikaitkan dengan pidato Presiden di  International Labour Organization (ILO) mengenai komitmen terhadap PRT migran maupun yang di dalam negeri.

JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR, Rieke Diah Pitaloka menilai bahwa  pidato Presiden Susilo Bambang Yudhyono hanya berisi kebohongan terkait

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News