Kasus Suap Benih Lobster, Sekjen KKP Pilih Keluar Kota ketimbang Diperiksa KPK
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Antam Novambar tidak menghadiri panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi, Rabu (17/3).
Antam dan Inspektur Jenderal KKP Muhammad Yusuf dijadwalkan untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus suap ekspor benur yang menjerat mantan Menteri KKP Edhy Prabowo.
Yusuf memenuhi panggilan KPK dan mengatakan bahwa dia membahas regulasi Peraturan Menteri (Permen) nomor 12 tahun 2020 dan bank garansi bersama penyidik KPK.
"M Yusuf didalami pengetahuannya antara lain terkait mengenai adanya kebijakan tersangka EP agar pihak eksportir yang mendapatkan ijin eksport benih bening lobster untuk membuat bank garansi," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Rabu sore (17/3).
Sedangkan Antam tidak dapat memenuhi panggilan KPK karena agenda di luar kota.
"Yang bersangkutan konfirmasi secara tertulis tidak dapat hadir karena sedang melaksanakan kegiatan dinas luar kota yang telah terjadwal sebelumnya," lanjut Ali.
Sebelumnya, Edhy Prabowo diduga memerintahkan Antam untuk membuat surat perintah tertulis terkait penarikan jaminan Bank dari para eksportir kepada Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM).
Namun, Ali menjelaskan bahwa setelah ditelusuri, jaminan tersebut tidak ada sama sekali.
Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar tidak menghadiri panggilan KPK sebagai saksi, Rabu (17/3).
- Antam Novambar: 7 Pelaku Pengeboman Ikan Diamankan Aparat Kami
- Usai Diklat Reserse Polri di Megamendung, 30 PPNS akan Memperkuat Penegakan Hukum Bidang Kelautan dan Perikanan
- Hakim Jatuhkan Vonis ke Pengusaha Eksportir Benih Lobster dan Stafsus Edhy Prabowo
- Edhy Prabowo: di KPK Tidak Enak, Panas, Jauh dari Keluarga
- Pengakuan Pedangdut Betty Elista Disawer Rp 5 Juta oleh Menteri, Setelah Itu, Hmm...
- Saksi Sebut Edhy Prabowo Sumbang Rp101 Juta untuk Akmil