Kasus TKI Bermasalah Naik 20 persen
Dualisme Penanganan Picu Pelanggaran
Minggu, 06 Juni 2010 – 09:49 WIB

Kasus TKI Bermasalah Naik 20 persen
Jumhur mengatakan, data TKI Bermasalah itu berdasarkan proses pelaporan di terminal khusus kedatangan TKI Selapajang Tangerang. Permasalahan TKI itu, kata Jumhur adalah refleksi amburadulnya penempatan. Data terbaru juga menunjukkan, hingga kini terdapat sekitar 550 orang TKI yang menunggu di shelter Kuwait. "Jumlah itu adalah contoh naiknya angka TKI bermasalah," kata dia.
Baca Juga:
Jumhur berharap, dualisme penanganan TKI akan berakhir dalam 1-2 bulan mendatang. Problem itu diharapkan tuntas dengan keluarnya Inpres No. 3 Tahun 2010 yang mengatur pembagian kewenangan antara BNP2TKI dengan Kemenakertrans.
Secara terpisah, Ketua Organisasi Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) Sringatin menentang keinginan pengusaha jasa tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk mengirim sebanyak mungkin TKI ke luar negeri. Usul kebijakan yang menjiplak pola pengiriman tenaga kerja Filipina yang mencapai 10 persen dari populasi negara itu dinilai tidak akan berhasil. "Devisa Filipina dari pekerja memang USD 15 miliar per tahun tapi itu adalah bentuk swastanisasi migrasi," kata dia.
Sringatin menyesalkan sikap pemerintah yang cenderung mengakomodir keinginan tersebut. Hal itu, kata dia, terlihat dari terbitnya Instruksi Presiden No 3/2006 tentang Perbaikan Iklim Investasi. Menurut Sringatin, Inpres itu mengarah agar migrasi tenaga kerja ke luar negeri dipermudah. "Pemerintah dan pengusaha hanya berpikir mencapai target devisa, namun lupa terhadap tugasnya melindungi warga negara yang bekerja di luar negeri," ujarnya.
JAKARTA -- Dualisme penanganan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kembali memicu persoalan. Penanganan buruh migran oleh dua lembaga yakni Badan Nasional
BERITA TERKAIT
- Peneliti Harapkan Sosok Seperti Ini yang Akan Pimpin PT Telkom
- Utus Jokowi ke Pemakaman Paus, Prabowo Titipkan Pesan Khusus
- Guru Besar UKI: Sosialisasi KUHAP Harus Melibatkan Masyarakat
- Gubernur Herman Deru Gercep Gelar Rakor Percepatan Opla dan Cetak Sawah di Sumsel
- Menko Airlangga Temui Menkeu AS, Bahas Tindak Lanjut Tarif Resiprokal Trump
- Kalimat Windy Idol Setelah Diperiksa KPK: Rusak Semua!