Kasus Varian Delta Melonjak, Jepang Batasi RS Hanya untuk Pasien Parah
jpnn.com, TOKYO - Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura pada Rabu memperingatkan bahwa kasus COVID-19 di negara itu telah memasuki "fase baru" dengan lonjakan kasus varian Delta.
Pemerintah Jepang melakukan pendahuluan untuk memastikan ada cukup tempat tidur untuk pasien COVID-19 yang sakit parah, kata Menkes Tamura.
Perdana Menteri Yoshihide Suga pada Senin (2/8) mengumumkan bahwa hanya pasien COVID-19 yang sakit parah yang akan dirawat di rumah sakit, sementara yang lain diisolasi di rumah.
Pengumuman itu merupakan perubahan kebijakan yang dikhawatirkan dapat menyebabkan peningkatan kematian.
Menteri Kesehatan Norihisa Tamura membela perubahan kebijakan tersebut.
Dia mengatakan bahwa dengan meminta orang-orang bergejala kurang serius untuk mengisolasi diri di rumah, Jepang dapat memastikan tidak kehabisan tempat tidur rumah sakit bagi orang-orang yang membutuhkan perawatan intensif.
"Pandemi telah memasuki fase baru. Kecuali kita memiliki cukup tempat tidur, kita tidak dapat membawa orang ke rumah sakit. Kita perlu bertindak lebih dulu dalam hal ini," kata Tamura kepada parlemen.
"Penting untuk bertindak dengan cepat," katanya.
Perdana Menteri Yoshihide Suga pada Senin (2/8) mengumumkan bahwa hanya pasien COVID-19 yang sakit parah yang akan dirawat di rumah sakit, sementara yang lain diisolasi di rumah
- Gerak Cepat, Malaysia & Jepang Berkolaborasi untuk Membangun Kembali Gaza
- Ajinomoto Tawarkan Beasiswa Penuh untuk Menimba Ilmu di Universitas Ternama di Jepang
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO
- Frostbite Cookies & Cream Stik Hadir dengan Varian Baru, Harganya Cuma Rp5 Ribu
- Dunia Hari Ini: Jepang Diguncang Gempa Bumi Berkekuatan 6,6 Skala Richter
- Jepang & Korsel Sepakat Perkuat Hubungan dengan Amerika