Kata Anak Buah Prabowo, Kalau Setahun Dua Kali Reshuffle Itu Artinya....

jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani, ikut berkomentar soal wacana reshuffle yang kian santer akan dilakukan oleh Presiden Jiko Widodo (Jokowi). Elite partai pimpinan Prabowo Subianto itu menilai kalaupun dilakukan reshuffle, itu adalah hak prerogatif presiden.
Namun, ia menilai kalau mau ada reshuffle, keputusan itu perlu dijelaskan kepada publik karena setahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK), reshuffle sudah pernah dilakukan. Bila perombakan kabinet kembali terjadi, Muzani yakin keputusan itu atas alasan yang kuat.
"Artinya kalau dilakukan ada yang salah sehingga setahun dua kali dilakukan. Kesalahan itu bisa memilih orang tidak kapabel, bisa salah tempat atau informasi yang sampai ke presiden keliru. Artinya jabatan menteri sebagai uji coba kader partai atau tokoh yang memiliki jasa ke presiden sehingga taruhannya masa depan," ujar Muzani kepada wartawan di Jakarta, Senin (28/12).
Anggota Komisi I DPR itu menyebutkan, keputusan reshuffle atau tidak mutlak di tangan Jokowi, maka kalau presiden memiliki keharusan merombak kabinet, ia berharap presiden otonom dalam memilih figur-figur calon menterinya yang baru.
" Presiden harus otonom dalam menentukan orang termasuk kader partai. Karena presiden tanggung jawab penuh. Keberhasilah pembangunan adalah keberhasilan Jokowi-JK, dan kegagalan adalah kegagalan Jokowi-JK," tambahnya. (fat/jpnn)
JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani, ikut berkomentar soal wacana reshuffle yang kian santer akan dilakukan oleh
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- KSPSI Dorong Indonesia Meratifikasi Konvensi ILO 188 untuk Perlindungan Awak Kapal Perikanan
- Dendi Budiman: Miskinkan Hakim dan Pengacara Terlibat Suap Rp 60 Miliar
- Gibran Buat Konten Bonus Demografi, Deddy PDIP: Jangan Banyak Bikin Video, Kerja Saja
- Menteri Kabinet Merah Putih Temui Jokowi, Ketua DPR Merespons Begini
- TNI AL Menggagalkan Penyelundupan 7 Calon PMI Ilegal ke Malaysia
- Peserta Sespimmen Menghadap Jokowi, Pengamat Singgung Dugaan Keterlibatan Polisi Pada Pilpres 2024