Kata Bupati Tutup Lokalisasi, Wakil Bupati Bilang Jangan
jpnn.com - TIMIKA - Lokalisasi Kilo 10 yang terletak di Kampung Kadun Jaya, Wania, Mimika, Papua masih memicu kontroversi.
Beberapa waktu lalu Bupati Mimika, Eltinus Omaleng mengeluarkan pernyataan soal rencana penutupan tempat pekerja seks komersial.
Namun di sisi lain, ternyata Wakil Bupati Mimika, Yohanis Bassang mengaku kurang setuju Kilo 10 akan ditutup.
Hal itu diutarakannya saat launching Pajak Parkir di pelataran Diana Shopping Center, Kamis (6/10) kemarin.
Wabup Bassang berpendapat bahwa lokalisasi Kilo 10 harus dibuka terus. “Saya tidak setuju tempat di sana (Kilo 10)itu ditutup. Jangan,” kata Wabup yang mengundang perhatian dan tawa seluruh undangan yang hadir serta masyarakat, yang datang berbelanja dan menyempatkan waktu menyaksikan launching.
Tidak hanya Kilo 10, gencarnya penutupan lokalisasi di berbagai daerah di Indonesia juga menuai tanggapa dari Wabup Bassang. Seperti penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya, serta lokalisasi Tanjung Elmo di Jayapura.
Alasan Wabup Bassang menolak penutupan ini karena hanya akan membuat para pekerja seks komersil, akan menjamur kemana-mana sampai ke rumah tangga. Jika demikian maka pengawasan atau kontrolnya akan semakin sulit.
“Kalau dikumpul di sana (lokalisasi) petugas kesehatan setiap saat bisa turun pantau. Kalau dia di tengah kota, selesai kita, bisa ketularan,” ujar Wabup Bassang, seperti dikutip Radar Timika. (sun/adk/jpnn)
TIMIKA - Lokalisasi Kilo 10 yang terletak di Kampung Kadun Jaya, Wania, Mimika, Papua masih memicu kontroversi. Beberapa waktu lalu Bupati Mimika,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pemkot Pekanbaru Mengalami Kendala Pindahkan 277 Pengungsi Rohingya
- Pj Bupati Mimika Perintahkan Perbaikan Fasilitas RS Waa Banti Tembagapura
- Bupati Mimika Jelaskan Terkait Demo Aliansi Pemuda Amungme soal Perekrutan CPNS
- Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri
- Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Dapat Bantuan 500 Kg Ikan Segar
- Muhammad Musa'ad Tegaskan ASN Pelayan Masyarakat, Bukan Bos yang Minta Dilayani