Kata Christopher Tanuwidjaja Soal Timnas Basket Putri Berprestasi Tanpa Liga Resmi
Namun, langkah itu terbilang berhasil mengingat Malaysia dan Thailand cukup kompetitif bersaing di kawasan ASEAN.
“Kondisinya di wilayah Asia Tenggara hampir sama dengan Indonesia, yakni tidak ada kompetisi Liga Putri dan krisis talenta pemain.”
“Kami berharap harus ada kompetisi kelompok umur untuk putri, di mana para pemain terpilih bisa mengisi skuad Timnas senior Indonesia,” ungkap mantan manajer CLS Knight Surabaya itu saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (21/8/2023).
Pria kelahiran 25 November 1979 itu tidak memungkiri bahwa kompetisi profesional bisa membantu perkembangan para pemain.
Akan tetapi, sejauh ini minat tim yang ingin berkompetisi di Liga Putri masih sedikit.
Karena itu, Itop melihat menggelar Liga basket putri tak semudah membalikan telapak tangan.
Selain minim tim yang berminat, talenta pebasket putri di tanah air juga tak melimpah. Kondisi tersebut tak jarang membuat turnamen berjalan tidak sehat.
Dalam beberapa edisi terakhir bahkan terjadi perbedaan skor mencolok yang membuat Liga Putri tidak berjalan kompetitif.
Penanggung jawab Timnas basket putri, Christopher Tanuwidjaja punya pandangan tersendiri buat prestasi yang telah dibuat Srikandi sepanjang 2023
- Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025: Gagal Pertahankan Momentum, Timnas Basket Indonesia Belum Pecah Telur
- Menjelang Jumpa Korea, Timnas Basket Indonesia Mencoba Lebih Disiplin
- Sempat Kalah Lawan Dewa United, Timnas Basket Indonesia Bangkit dengan Gebuk Malaysia
- Timnas Basket Indonesia Terus Memanaskan Mesin Menjelang Lawan Korea dan Thailand
- Digebuk Selandia Baru, Timnas Basket Putri Indonesia Kembali Telan Kekalahan Telak
- Srikandi Muda Indonesia Telan Kekalahan Telak di FIBA U-18 Women’s Asia Cup 2024