Kata Kementerian LH, Jika Asap jadi Bencana Nasional Pelakunya Bakal Girang
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Jenderal Penegakkan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Rasio Ridho Sani meminta jajaran penegak hukum berpartisipasi dengan pemerintah dalam memberantas praktek pembakaran lahan dan hutan saat ini.
Menurutnya, penegakan hukum harus dilakukan, karena asap yang ada saat ini bukan bencana alam melainkan karena campur tangan manusia.
"Kami berharap aparat hukum punya pandangan yang sama untuk menganggap ini bukan sebagai bencana alam tapi man made disasster. Ini karena manusia yang membakar," tegas Rasio dalam diskusi Asap Makin Pekat, Pembakar Kita Sikat' di Jakarta, Sabtu (10/10).
Menurutnya, fenomena alam el nino yang saat ini terjadi memang membuat sejumlah wilayah di tanah air kering. Namun, itu bukan satu-satunya pemicu kebakaran lahan dan hutan.
Terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan, diakuinya, karena dibakar baik oleh perusahaan maupun perorangan.
Selain itu, Rasio juga mengingatkan parlemen agar tak sibuk dengan urusan menetapkan status musibah kebakaran lahan dan hutan sebagai bencana nasional.
Pasalnya, secara tidak langsung pemerintah pusat sudah turun tangan menangani asap dan karlahut. Karena itu, tidak harus ada penetapan bencana nasional. Jika dianggap bencana, kata dia, justru para pelaku yang akan bergembira karena tidak bertanggungjawab atas perbuatan mereka.
"Kenapa kita perdebatkan ini sebagai bencana alam?” tandasnya. (flo/jpnn)
JAKARTA - Direktur Jenderal Penegakkan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Rasio Ridho Sani meminta jajaran penegak hukum berpartisipasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemendes Tekankan Kolaborasi Lintas Sektor dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Majelis Masyayikh Dorong Penghapusan Dikotomi & Diskriminasi Lulusan Pesantren
- Temuan Baru SEANUTS II soal Konsumsi Susu dengan Pemenuhan Gizi Anak
- Hadiri China Economic and Social Forum 2024, Gus Addin: Inovasi & Kolaborasi untuk Masa Depan Global
- Sudah Saatnya Gapok Guru dan Tendik Rp 7 Juta, Alasannya Masuk Akal
- Dirikan PT Abhipraya Wijaya Sampatti, Irfan: Ingin Membuka Lapangan Kerja