Kata Pakar soal Sendok dan Pisau di Perut Jahrani

Kata Pakar soal Sendok dan Pisau di Perut Jahrani
Jumrah menunjukkan sejumlah gambar hasil rontgen di perut Jahrani terdapat benda asing seperti sendok hingga pisau. Foto: SAIPUL ANWAR/Kaltim Post/JPNN.com

Satrio menjelaskan, logam yang masuk ke saluran pencernaan memiliki dampak yang bergantung ukuran dan bentuk benda. Logam, kata dia, relatif tidak bereaksi dengan tubuh, namun mengganggu secara mekanik.

Efek yang dikhawatirkan adalah gangguan pencernaan karena logam berisiko menghalangi jalannya makanan. "Paling berat, dapat melukai saluran pencernaan bila logam tajam," jelasnya.

RSUD AWS telah memiliki alat khusus menangani kasus benda tak lazim yang tertelan. Teknik yang digunakan dikenal dengan endoskopi dan laparoskopi. Endoskopi adalah mengangkat benda asing dari tubuh melalui bedah dan terapeutik.

Caranya adalah memasukkan selang elastis dengan lampu dan kamera melalui mulut yang disebut endoskop.

Dari layar monitor, benda di organ dalam dipantau kemudian dijepit atau dijerat untuk dikeluarkan.

Setelah terjepit, dokter memakai teknik khusus menarik benda asing melalui mulut. Teknik khusus diperlukan agar benda tidak melukai saluran pencernaan.

Bambang Suprapto adalah dokter spesialis bedah umum subspesialis bedah digestif (pencernaan) RSUD AWS Samarinda. Dia menangani Jahrani yang ketika datang kepadanyasudah memiliki dua sayatan bekas operasi.

Dokter berkacamata itu memutuskan langkah endoskopi. Jahrani dibius total dan dibaringkan. Sendok, garpu, paku, pisau, gunting kuku, sikat gigi, hingga sedotan ditarik keluar.

Ada sejumlah benda asing, seperti paku, sendok, pisau, di perut Jahraniyang diduga mengalami gangguan psikologis yang disebut pica.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News