Kata Pengamat, Media Memihak di Pilpres Itu Tanda Tak Laku

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Maswadi Rauf menilai, baru dalam kampanye Pemilu Presiden 2014 ini media massa (cetak dan elektronik) terang-terangan memperlihatkan keberpihakannya.
"Apa yang dikatakan calon presiden, partai politik dan tim sukses yang didukungnya adalah benar. Redaksinya sendiri, tidak punya pandangan. Sudah seperti itu keberpihakan media dalam kampanye pilpres 2014 ini," kata Maswadi Rauf, di press room DPR, Senayan Jakarta, Senin (7/7).
Dikatakannya, fenomena keberpihakan media saat kampanye pilpres sudah melanggar prinsip-prinsip kerja jurnalistik. Siang dan malam merasa diri yang paling benar. Pemberitaan media lainnya salah.
"Padahal untuk memastikan kebenaran sebuah pemberitaan masing-masing media pendukung tidak melakukan prinsip-prinsip kerja jurnalistik," ungkap Guru Besar Ilmu Politik itu.
Diingatkan Rauf, betul media massa punya hak untuk memihak. Tapi kata dia, media yang memihak itu tidak akan jadi referensi bagi masyarakat karena dinilai telah gagal menjalankan fungsi-fungsinya. "Media memihak itu tidak laku," imbuhnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Maswadi Rauf menilai, baru dalam kampanye Pemilu Presiden 2014 ini media massa (cetak dan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Berkunjung ke Blok M, Rano Karno Kaget
- Profil Tony Blair, Mantan PM Inggris yang Jadi Dewas Danantara
- Driver Ojol Minta Bantuan Hari Raya, Modantara Berkomentar Begini
- Dirjen Bina Adwil Beri Pembekalan Retret Kepala Daerah di Magelang
- Komitmen untuk Lingkungan Keberlanjutan, Pertamina Meraih Penghargaan PROPER dari KLH
- Beragam Kelenturan Kebijakan Seleksi PPPK 2024, Honorer Jangan Lagi Dikorbankan